
Minggu, 4 Mei 2025 (Stola Putih)
Tujuan : agar warga jemaat dapat memahami kebaikan Tuhan Dan merespon dalam kehidupan sehari-hari
Mungkinkah ada waktu bagi kita sejenak, selama kita hidup lalu bertanya kepada diri sendiri “apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan? Sebenarnya tidak sulit untuk menjawabnya, karena setiap orang punya cerita sendiri tentang dirinya yang mengasihi Tuhan.
Dalam bacaan saat ini, diceritakan mengenai percakapan petrus dengan Yesus Kristus setelah sarapan. Yesus menunggu sampai mereka selesai makan lalu mengatakan sesuatu kepada petrus sebab dia tidak ingin merusak acara sarapan petrus. (ini perlu menjadi perhatian bagi kita orang tua bahwa terkadang kita tidak sadar kita marah Ketika kita makan kepada pasangan atau kepada anak-anak, itu hal yang tidak boleh dilakukan). Petrus menyadari bahwa Tuhan Yesus telah merasa jengkel, dan mungkin menduga bahwa ia tidak akan menerima apapun selain teguran akibat pengkhianatan dan sikapnya yang tidak tahu berterima kasih. Namun rupanya kita bisa melihat sikap Yesus, bahwa dia tidak sedang berbicara dengan seorang penjahat, seorang pengkhianat. Yesus merasa senang dengan ketulusan petrus, kesalahan itu tidak saja diampuni melainkan dilupakan. Kristus menunjukkan betapa Dia tetap mengasihinya sama seperti sebelumnya. Yang menariknya ialah Justru Yesus bertanya kepada Petrus dan mengulangnya sampai tiga kali. Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi aku, lebih dari pada mereka ini? (ayat 15).
Dalam matius 26:33, Petrus menyatakan bahwa komitmennya lebih besar dari murid-murid yang lain. Sekarang Tuhan yesus bertanya apakah dia masih yakin bahwa komitmennya lebih dari pada yang lainnya. Atau apakah peristiwa yang terjadi pada waktu Tuhan Yesus diadili mengubah sikap petrus dan komitmennya kepada Tuhan Yesus?
Kata kasih yang dipakai disini berasal dari 2 kata Yunani, 1. Agapao berarti kasih yang rasional dan bertujuan, terutama dari pikiran dan kehendak. 2. Phileo, melibatkan perasaan kasih yang hangat yang lazim dari emosi. Jadi suatu kasih yang lebih pribadi dan penuh perasaan. Melalui kedua kata ini Yesus menunjukkan bahwa kasih petrus jangan hanya dari kehendak saja namun juga dari hati. Kasih yang timbul baik dari maksud maupun dari hubungan pribadi.
Oleh karena Petrus menyangkal Tuhan Yesus didepan orang lain maka Tuhan Yesus mengampuni dan menahbiskan dia Kembali kepada pelayanan. Sekalipun kenyataan mengikut Yesus dan melayani umat sebagai gembala itu tidak mudah dan mengalami penderitaan sama seperti Yesus.
Percakapan Yesus dengan petrus, merupakan percakapan yang penuh khidmat. Tuhan Yesus hendak menuntun petrus untuk menyadari bahwa dia tidak dapat setia dan mengasihi Tuhan hanya dengan mengandalkan kekuatan yang ada pada dirinya. Kasih dari Tuhan Yesus adalah kasih yang dituntut dari dirinya yang dia dapat peroleh dengan bergantung penuh kepada Tuhan.
Kita dapat memahami perasaan petrus, tentu ia sangat sedih dengan perasaan bersalah dan sangat mungkin ia merasa tidak layak dan tidak berguna lagi. Namun Tuhan Yesus memulihkannya. Pemulihan dari Tuhan Yesus dinyatakan bukan hanya dalam pengampunan melainkan membongkar akar kesalahan, memperbaharui dan memperlengkapi agar orang kembali masuk kedalam rencana Allah yang sempurna atasnya. Untuk itu, respon Yesus sekaligus menjadi perintah “gembalakanlah domba-dombaku” merupakan peneguhan Kembali kepemimpinan dan panggilan Petrus bahwa ia dipulihkan, ia dilayakkan dengan menyadari bahwa ia tidak boleh memimpin mengikuti suara hatinya sebab yang dipimpin adalah milik Sang Gembala yang baik yang telah mati bagi mereka.
Pertanyaan dan perintah kepada Petrus juga menjadi pertanyaan penting untuk semua orang percaya. Bahwa kita harus memiliki kasih pribadi dari hati bagi Yesus dan pengabdian kepadaNya. Yohanes 14:15 berkata “Jikalau kamu mengasihi aku, kamu akan menuruti segala perintahku”. Menjawab atau meresponi kasih Tuhan rela dan sedia untuk tunduk dan taat pada pangilan Tuhan yang harus dikerjakan dengan setia. Focus pada panggilan kita, Sambil kita meyakini bahwa Tuhan berkarya dalam hidup kita meneguhkan, Memampukan. Bahwa dalam hidup ini kita seringkali dihadapkan dengan tantangan, pergumulan, jalanilah karena Dia sedang menyiapkan sukacita dan berkatnya. AMIN
Komentar Terbaru