
Tujuan : agar jemaat menyadari bahwa iman kepada Kristus lah yang membawa kita pada keselamatan.
Biasanya ketika sebuah perusahaan besar membuka lowongan pekerjaan, maka tentu saja setiap orang yang akan melamar pekerjaan di perusahaan tersebut tidak akan diterima begitu saja melainkan ada syarat yang harus dipenuhi dan syaratnya bisanya lebih dari satu. Misalnya dari segi pendidikan, usia, penampilan dan pengalaman kerja harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Nah jika syarat tersebut dapat dipenuhi maka sang pelamar mempunyai peluang besar untuk bisa diterima. Sebliknya jika syarat-syarat yang tercantum dalam lowongan pekerjaan tersebut tidak dapat dipenuhi maka kemungkinan besar sang pelamar tidak akan diterima. Jika untuk memperoleh pekerjaan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, lalu bagaimana dengan keselamatan? Apakah ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agara supaya kita dapat memperoleh keselamatan itu?
Ada orang yang beranggapan bahwa salah satu syarat untuk memperoleh keselamatan adalah dengan berbuat baik. Jika benar salah satu syarat untuk memperoleh keselamatan adalah dengan melakukan kebaikan, lalu pertanyaannya ialah sebanyak apa kebaikan yang harus kita lakukan agar mencapai syarat untuk memperoleh keselamatan itu? rupanya pemahaman ini juga sedang gencar-gencarnya diberitakan oleh guru-guru palsu kepada jemaat-jemaat yang ada di Galatia. dimana guru-guru palsu mengajarkan bahwa keselamatan itu dapat diperoleh dengan syarat melakukan hukum Taurat.
Bahkan beberapa orang kristen yang ada di Galatia khususnya mereka yang berlatar belakang Yahudi dengan mudah percaya pada ajaran tersebut. Apa lagi kalau kita melihat sejarah bangsa Israel, sejak zaman nenek moyang mereka, orang Yahudi memang sudah familiar dengan hukum Taurat bahkan mereka sudah menjalankan hukum Taurat itu dalam kehidupan mereka. Sehingga tidak heran sekalipun sudah banyak orang Yahudi yang menjadi Kristen, tetapi mereka masih tetap berpegang pada hukum Taurat, itulah mengapa dengan mudahnya mereka menerima ajaran itu dan percaya bahwa salah satu syarat untuk memperoleh keselamatan adalah dengan melakukan hukum Taurat.
Itulah yang menyebabkan Paulus merasa perlu menuliskan suratnya kepada jemaat di Galatia untuk meluruskan kembali pemahaman mereka tentang keselamatan yang telah disesatkan oleh guru-guru palsu. Karena itu dengan keras Paulus menekankan kepada mereka bahwa manusia dibenarkan atau diselamatkan bukan semata-mata karena melakukan hukum Taurat melainkan karena iman kepada Yesus Kristus.
Belajar dari pengalaman jemaat di Galatia yang dengan mudahnya menerima ajaran yang sebenanya bertentangan ajaran yang dibawa oleh Yesus Kristus, juga menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita orang-orang kristen yang hidup di zaman yang semakin modern ini. Di zaman sekarang tidak bisa dipungkiri banyak bermunculan pemimpin-pemimpin agama yang mengaku kristen. Ketika berkhotbah atau berbicara terdengar keren dan hebat, makanya pengikutnya banyak. Akan tetapi pengajaran yang disampaikan menyesatkan karena tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan yang sebenarnya. Namun karena dibungkus dengan ayat alkitab dengan mudah orang percaya. Akhirnya muncul lagi kepercayaan yang baru dengan ajaran yang berbeda. Bahkan ada orang dengan percaya diri mengaku tahu kapan dunia kiamat, mengaku selalu mendapat bisikan langsung dari Tuhan. Karena itu berhati-hatilah dan selalu bangun relasi yang kuat dengan Tuhan agar kita tidak mudah disesatkan dengan pengajaran yang sebenarnya bertentangan dengan Firman Allah.
Sekalipun manusia tidak dibenarkan karena hukum Taurat namun tidak berarti bahwa Rasul Paulus menentang keberadaan hukum Taurat. Karena bagaimanapun hukum Taurat adalah hukum yang diberikan langsung oleh Allah yang kemudian dijabarkan lagi oleh manusia. Dan hukum ini jugalah yang dijadikan sebagai acuan oleh bangsa Israel dalam menjalani kehidupan terhindar dari perbuatan dosa.
Akan tetapi hukum Taurat tidak bisa menyelamatkan manusia. Hukum Taurat juga tidak bisa dijadikan sebagai ukuran untuk memperoleh keselamatan. Karena pada dasarnya hukum Taurat dibuat untuk menuntun kita dan mengatur kehidupan manusia agar terhindar dari perbuatan dosa yang dibenci oleh Allah. Begitu juga dengan hukum dan aturan yang berlaku di negara kita maupun yang berlaku dalam lingkup GPIL. Undang-undang atau aturan-aturan tersebut tentu saja dibuat sebagai penuntun bagi kita dalam menjalani kehidupan dengan lebih baik, entah itu dalam menjalankan kehidupan sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga GPIL.
Tapi kalau berbicara soal keselamatan itu adalah anugerah Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib bagi setiap orang yang beriman kepada-Nya. Bahkan hal ini semakin diperkuat oleh Rasul Paulus melalui pernyataannya di perikop sebelumnya (3:6) di mana Paulus mengambil contoh kisah tentang Abraham yang dibenarkan karena ia percaya bukan karena melakukan hukum Taurat.
Karena itu, kepada kita orang kristen yang mungkin masih terperangkap dalam pemahaman yang keliru bagaimana kita diselamatkan. Bagi kita yang mungkin masih terbelenggu pada pemahaman bahwa kita diselamatkan melalui kebaikan yang kita kerjakan. Mulai sekarang imanilah bahwa keselamatan tidak bisa dibeli dengan apapun termasuk dengan mengerjakan hukum Taurat atau kebaikan. Keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus.
Sekalipun mengerjakan hukum Taurat atau kebaikan bukan syarat untuk memperoleh keselamatan namun bukan berarti kita mengabaikan kebenaran yang seharusnya kita kerjakan. Bukan berarti kita tidak perlu lagi melakukan kebenaran dalam hidup kita. Mengerjakan kebaikan tetap harus dilakukan. Mengerjakan perintah-perintah Allah juga tetap perlu dilakukan sebagai tanda bahwa kita benar-benar anak Allah.
Selamat menjalani hidup sebagai anak-anak Allah dalam kebenaran dan selamat hidup dalam pengharapan kepada Kristus sebagai Juruselamat kita satu-satunya. Amin!
Komentar Terbaru