Lukas 11: 1-13 – Berdoalah (Minggu, 27 Juli 2025 – Stola Hijau)

Tujuan : Jemaat menyadari pentingnya doa bagi hidup orang percaya

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Apakah yang dapat kita pikirkan ketika berbicara tentang doa? Tentunya akan muncul bermacam-macam jawaban, tetapi hubungan atau keterkaitannya pasti hamper sama. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa berdoa adalah berbicara kepada Allah dengan segala kerendahan hati, menyampaikan kerinduan hati dan menanti jawaban yang sesuai dengan kehendak-Nya. Berdoa merupakan suatu langkah yang sederhana, namun memiliki dampak yang besar. Sayangnya tidak sedikit orang Kristen yang mengabaikan waktu doanya. Sehingga banyak orang Kristen yang pesimis terhadap doanya dan dengan berdoa. Berdoa harus datang dari dalam diri dan bukan meniru gaya berdoa orang lain. Tuhan menghendaki hubungan yang karib antara kita dengan-Nya terjalin terus setiap hari dan setiap saat. Namun banyak orang Kristen yang tekun berdoa hanya ketika mereka perlu saja, saat dalam masalah dan pergumulan yang berat. Sebaliknya jika semuanya baik-baik saja, usaha lancar, tubuh sehat-sehat saja dan sebagainya, doa tidak lagi menjadi prioritas utama dalam hidupnya.

Di dalam bacaan kita hari ini yakni Lukas 11:1-13, dikisahkan bahwa ketika Tuhan Yesus selesai berdoa maka berkatalah seorang murid-Nya kepada-Nya “Tuhan ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya” (ayat 1). Yesus merespon permintaan dari murid itu dan mengajarkan doa yang kita kenal sebagai Doa Bapa Kami (bdk. Mat. 6:9-13). Yesus mengajarkan doa yang lahir dari hati. Doa itu lahir dari kedekatan hubungan dengan Bapa yang memahami dan menjawab doa. Doa bukanlah ilmu yang dapat dipelajari tetapi curahan ketulusan hati dari apa yang kita rasakan dan apa yang kita harapkan. Namun yang sering menjadi alasan: saya tidak bisa berdoa, saya tidak bisa menyusun kata-kata, saya tidak tahu apa yang akan didoakan, dan beribu alasan lainnya.

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,

Melalui firman hari ini kita akan belajar petunjuk mendasar dari doa yang benar di hadapan Tuhan.

1. Di dalam doa harus berisikan pujian kepada Allah (ayat 2) Nilai yang pertama diajarkan Tuhan Yesus di dalam doa adalah relasi Allah dan manusia. Mengakui Allah dan Kerajaan-Nya yang kudus akan melahirkan kesadaran akan kemahakuasaan Allah. Sehingga doa tidak dipahami sebagai ungkapan keluh kesah hati semata atau hanya sebagai sarana untuk menyampaikan daftar pergumulan dan keinginan kita. Ungkapan pujian kepada Allah menunjukkan kesadaran kita akan siapa Allah dan siapa kita.

2. Di dalam doa harus berisikan permohonan (ayat 3-4) Kata “berikanlah kami … yang secukupnya” (ayat 3), menunjukkan bahwa Tuhan mengajarkan agar di dalam doa kita meminta kepada-Nya sesuai dengan kebutuhan, bukan sesuai dengan keinginan dan bukan untuk dihambur-hamburkan. Ia menjamin bahwa ketika kita meminta maka Ia akan memberikan sesuai dengan kehendak-Nya (ayat 9-10). Di dalam doa kita juga menyatakan permohonan akan pengampunan atas dosa-dosa kita (ayat 4), sebagai bentuk ungkapan kesadaran dan pertobatan. Sikap kejujuran dan keterbukaan akan keadaan kita, akan mengalirkan kasih dan pengampunan-Nya bagi kita

3. Di dalam doa, berbicaralah seolah sedang berbicara kepada sahabat (ayat 5-8) Tanpa mengurangi penghormatan kita kepada Allah, Tuhan mengajar kita untuk berdoa seperti sedang berdialog/berbicara dengan sahabat kita. Membangun hubungan persahabatan tentunya butuh proses, butuh waktu, butuh konsistensi. Harus tahu betul siapa itu sahabatnya, di situ ada keakraban, kedekatan, kejujuran dan tidak ada lagi rahasia di antara mereka. Artinya sama seperti ketika kita berbicara dengan sahabat kita sendiri ketika ada kedekakan, keakraban, kejujuran maka tanpa canggung/sungkan kita akan menyampaikan segala keluh-kesah kepada sahabat dan seorang sahabat pasti akan menolong. Demikianlah Allah, Ia pasti akan menolong, akan menjawab setiap doa yang dipanjatkan. Ia akan menjadi seorang sahabat yang baik bagi setiap orang yang datang kepada-Nya. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu di bukakan (ayat10).

4. Di dalam doa, berbicaralah seperti hubungan seorang anak dan bapaknya (ayat 11-13) Hubungan seorang anak dan bapak ataupun sebaliknya tentunya sebuah hubungan yang memiliki ikatan emosional yang tinggi. Seorang bapak pasti akan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Seperti seorang bapak yang akan mencukupi dan memberikan yang terbaik untuk keperluan anaknya, demikian juga dengan Allah Bapa kita. Ayat 11 dan 12 menggambarkan bagaimana respon seorang bapak terhadap permintaan anaknya, tentunya ia akan memberikan apa yang menjadi kebutuhan anaknya. Bila kita meminta sesuatu kepada seseorang yang tidak pernah kita kenal, apakah orang itu akan memberikan yang kita minta? Pasti tidak! Bahkan mungkin ia mengira bahwa kita ini seorang pengemis. Tetapi jika kita meminta sesuatu kepada orang tua kita, maka permintaan kita itu akan dikabulkan. Demikian juga halnya dalam hidup ini. Pada saat kita memperoleh kesulitan, maka berserulah kepada Allah. Dia akan menjawab doa kita dan tangan-Nya akan terulur bagi kita. Allah akan selalu mendengar doa-doa kita karena Allah adalah Bapa dan kita adalah anak-Nya (ayat 13).

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,

Seorang uskup Anglikan Evangelis Inggris yang bernama J.C. Ryle, berkata“ Aku sudah membaca kehidupan banyak orang Kristen terkenal yang pernah ada di bumi selama zaman Alkitab Perjanjian Baru. Beberapa di antaranya, kulihat, adalah orang kaya, dan sebagian lagi miskin. Beberapa terpelajar, beberapa tidak terpelajar. Beberapa dari mereka adalah orang Episcopalian, dan beberapa yang lain adalah orang-orang Kristen dari denominasi lain. Beberapa adalah Kalvinis, dan beberapa adalah Arminianis. Beberapa suka menggunakan liturgi, dan beberapa tidak suka. Tetapi satu hal, pada dasarnya mereka semua sama. Mereka semua adalah orang-orang yang tekun berdoa”. Dari empat hal yang kita pelajari hari ini dan juga apa yang dikatakan J.C. Ryle, satu kata seruan bagi kita semua yakni “berdoalah”. Amin.