
Tujuan : Agar warga jemaat selalu berupaya hidup damai
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Banyak orang yang menantikan Yesus menganggap bahwa kedatangan-Nya adalah untuk memberikan kelegaan, ketenangan, dan kedamaian. Ternyata, tidak selamanya begitu. Yesus datang bukan hanya untuk memberikan apa yang dinantikan oleh orang banyak. Ia juga datang untuk melemparkan api ke bumi (ayat 49) dan membawa pertentangan (ayat 51). Namun demikian, apakah situasi tersebut sungguh-sungguh akan terjadi? Bagi banyak pembaca masa kini, tidaklah mudah untuk memahami arti dan makna dari bacaan kita saat ini. Perlu untuk diketahui bahwa dalam komunitas masyarakat Yahudi pada zaman Yesus, ikatan keluarga jauh lebih erat dibandingkan dengan masyarakat kita pada era modern ini. Bagi generasi Kristen mula-mula, memilih untuk setia kepada Yesus dapat beresiko menimbulkan perpecahan dalam ikatan keluarga. Istilah api, pertentangan, dalam hal ini mengisyaratkan dan menegaskan perihal pemurnian dan pemisahan menuju ketaatan dan kesetiaan kepada Yesus. Ini adalah kiasan yang dipakai oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Api itu sesungguhnya adalah Yesus sendiri dengan segala karya-Nya, yakni soal kehadiran-Nya, penderitaan, harapan, hingga akhir zaman, itulah Injil, yakni kabar baik atau kabar sukacita yang menyelamatkan manusia dari upah dosa yang adalah maut. Firman Tuhan dalam ayat 49-53 ditujukan kepada para murid, yaitu mereka yang mempercayai karya salib Kristus sehingga beroleh pengampunan dosa. Dalam dunia ini mereka akan dibenci dan ditolak oleh dunia yang menolak dan membenci Yesus. Dan hal itu bisa terjadi justru di keluarga-keluarga, pertentangan mulai dari keluarga, dalam rumah, ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, ibu mertua dan menantu perempuan. Perikop ini mengingatkan para murid agar jangan sampai menyerah atau kompromi hanya karena tidak ingin dimusuhi atau dianiaya.
Sedangkan pada ayat 54-59, Yesus hendak mengkritik keras kepada orang-orang Yahudi, orang-orang Farisi serta para imam dan ahli taurat yang merasa hebat dengan pengetahuan yang dimiliki bahkan yang menganggap bahwa merekalah pewaris dari Kerajaan Allah. Mereka hanya memakai kehebatan pengetahuan, kepintaran atau kepandaian dengan berbagai rumus yang mereka buat sehingga memperlihatkan gaya hidup yang terlalu pintar, terlalu hebat dan seakan mampu menikmati kehidupan di dunia ini seterusnya dan selamanya. Karena itu Yesus menyapa mereka dengan hai orang-orang munafik, mereka yang bisa menilai rupa bumi dan langit, pergerakan awan dan angin untuk melihat hujan dan panas, tetapi tidak bisa menilai zaman (ayat 56), sehingga mereka menolak dan memusuhi Yesus Kristus sebagai Mesias. Yang dimaksud Yesus Kristus dengan pemerintah dalam teks ini adalah Raja Kerajaan Allah sebagai hakim yang akan datang menghakimi dan menghukum orang-orang yang menolak dan memusuhi-Nya. Sedangkan kalimat berdamailah selagi dalam perjalanan (ayat 58) artinya berdamai dengan Yesus Kristus, jangan menolak dan memusuhi-Nya. Jangan berjalan terus di jalan yang menyesatkan dan mencelakakan. Berdamai dalam pengertian bertobatlah atau berbaliklah pada Yesus Kristus selagi masih ada waktu sebelum hari pengadilan dan penghakiman tiba.
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Dalam perayaan Perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke- 80 saat ini, kita diingatkan untuk tetap membuka mata, hati dan telinga terhadap ketidakadilan di berbagai bidang yang terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia. Inilah bukti persekutuan gereja sebagai bagian Kerajaan Allah. Perayaan hari kemerdekaan merupakan waktu bagi gereja secara pribadi dan bersama untuk menghadirkan pemerintahan Allah. Keadilan, kebenaran dan kebaikan Allah yang telah diterima oleh bangsa Indonesia secara khusus oleh gereja yang bertahta di dalam kerajan-Nya. Di dalam Kristus kita sudah dimerdekakan, sebagai orang yang sudah merdeka dari belenggu dosa, kita harus membuang tabiat-tabiat buruk dan belenggu dosa. Memang kuasa kegelapan tidak menginginkan agar kita hidup bahagia. Iblis menginginkan hidup kita terpuruk, maka dengan berbagai cara Iblis akan terus menghancurkan hidup kita. Disinilah dibutuhkan kekuatan iman, kita harus terus bersandar dan berfokus kepada Kristus. Momentun HUT RI ke-80 saat ini kiranya juga memberi semangat pada kita bahwa hanya dengan Api Injil yakni Yesus Kristus kita bisa memurnikan dan memampukan menilai zaman bahwa masih ada waktu yang berjalan ini untuk menyatakan yang benar, hidup damai dan sukacita untuk melayani Tuhan. Marilah saat ini, kita mengisi kemerdekaan ini dengan sungguh-sungguh hidup berkenan di hadapan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesame kita. Amin
Komentar Terbaru