
Tujuan : Agar jemaat dapat mengerti bahwa sebagai anak-anak terang harus cerdik mempersiapkan hidup.
Dalam kehidupan ini sangatlah penting untuk mempersiapkan hidup yang baik dalam iman dan perbuatan untuk menjadi bekal masuk dalam kehidupan yang kekal. Dalam renungan kita hari ini kita belajar dari perkataan seorang kaya yang memuji bendahara yang tidak jujur (ayat 8) Kalimat yang tentu membingungkan karena di sini seolah-olah yang mendapatkan pujian adalah anak-anak dunia. Anak-anak dunia dikatakan lebih cerdik dari anak-anak terang. Apa yang mau kita pelajari dari perumpamaan ini?
Seorang bendahara yang tidak jujur, dia sudah memikirkan dan mempersiapkan diri jika suatu saat ia dipecat oleh tuannya. karena kalau dia tidak memegang keuangan lagi sebagai bendahara, dia sangat tahu kekurangannya, mencangkul dia tidak mampu, jadi pengemis dia malu. Lalu ia mulai mempersiapkan dirinya dengan menambah surat hutang orang-orang yang berutang kepada tuannya. Yang berhutang 100 disuruhnya membuat surat hutang yang lain sejumlah 50 tempayan. Dan yang berhutang 100 pikul gandum disuruhya mengisi surat hutang yang lain sejumlah 80 pikul. Sebelum dipecat sudah ada persiapan. Ia sangat cerdik dalam berfikir dan berbuat. (Ayat 5-7).
Arti kata cerdik adalah cepat mengerti dan pandai mencari pemecahannya, serta panjang akal. Dalam arti negatif cerdik dapat berarti licik, menguntungkan diri sendiri dengan cara tipu muslihat dan dapat memanfaatkan orang lain untuk kepentingan diri sendiri. Jadi apa yang dilakukan oleh bendahara ini adalah sikap cerdik yang licik. Karena itu dari pujian sang tuan kepada bendahara licik itu seolah-olah anak-anak terang itu tidak cerdik untuk memikirkan kehidupan yang akan datang. Jadi melalui ucapan pujian atas kecerdikan bendahara yang tidak jujur ini, Tuhan mau mengajar kita agar sebagai anak-anak terang kita juga harus cerdik untuk mempersiapkan kehidupan kita kelak.
Bagaimanakah kita menjadi anak-anak terang yang cerdik untuk mempersiapkan hidup yang akan datang? Dalam kita menjalani kehidupan di tengah-tengah dunia yang menawarkan banyak kesenangan, kebahagiaan, kesuksesan yang sementara, yang tidak kekal dengan mudahnya dapat menggiring kita untuk berbuat curang dan tidak jujur, memanfaatkan orang lain untuk kepentingan diri sendiri dll. Tetapi kita sebagai anak-anak terang dipanggil untuk tetap berpegang teguh pada keyakinan kita kepada Allah di dalam anakNya Yesus Kristus melalui perantaraan RohNya yang Kudus sebagai wujud nyata integritas diri kita yang selalu menunjukan bahwa iman kita selalu selaras dengan tindakan dan prilaku kita. Mengisi kehidupan iman yang berkualitas dan bermutu, karena bagi orang Kristen integritas itu sepaket dengan kerohanian. Hidup berintegritas menjadi gambaran hidup orang percaya, yang tercermin dari sikap sehari-hari di manapun kita berada. Cerdik melawan ketidakjujuran. Cerdik menjaga keimanan.
FirmanNya berkata, “lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” (Matius 10:16) Cerdik seperti ular berarti tidak menjadi bodoh tetapi penuh kehati-hatian dan bijak menyikapi segala sesuatu, tulus seperti merpati berarti kita harus menjaga hati, tetap berbuat baik dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Saudara-saudara jemaat Tuhan, karena itu kita harus hidup menurut apa yang telah diajarkanNya. Karena pada saat kita hidup menurut firmanNya berarti kita sedang mempersiapkan kehidupan kelak bersama Dia.
Jadilah anak-anak terang yang cerdik, janganlah dikalahkan dengan anak-anak dunia karena seharusnya anak-anak teranglah yang lebih cerdik karena Allah adalah Bapa kita. Terpujilah Tuhan. Amin.
Komentar Terbaru