
Minggu, 25 Mei 2025 (Stola Putih)
Tujuan : Agar warga jemaat senantiasa menyatakan syukurnya kepada Allah, baik melalui persembahan maupun melalui pelayanan terhadap sesama.
Ada begitu banyak alasan untuk kita bersyukur kepada Allah. Hidup dan kehidupan yang di dalamnya disertai dengan kepercayaan untuk mengerjakan berbagai tugas dan tanggung jawab, yang tentunya tidak bertujuan membebani hidup dan kehidupan kita, melainkan sebagai kesempatan dan sarana untuk bersaksi dan melayani Tuhan. Semuanya dapat kita kerjakan dengan hikmat, kesehatan dan kekuatan yang Tuhan beri. Bahkan hasil-hasil dari setiap pekerjaan kita, yang dapat kita nikmati bersama orang-orang yang kita kasihi, semua itu tentu kita imani sebagai wujud kasih dan berkat Tuhan yang patut untuk disyukuri.
Tidak ada sesuatu apa pun yang baik pada diri kita yang telah kita peroleh atau kita miliki oleh karena kekuatan, kecerdasan, pengalaman, status atau apa pun yang menurut dunia (orang) adalah pendukung kita dalam memilikinya. Sebesar atau sekuat apa pun usaha kita untuk dapat memiliki apa yang kita harapkan atau inginkan, pada akhirnya akan menghantar kita pada kesadaran untuk mengakui bahwa ada campur tangan Tuhan di dalam setiap proses kerja dan pencapaiannya (lihat pengakuan umat Israel dalam I Tawarikh 29 : 14).
Semua yang kita alami dan nikmati dalam perjalanan hidup dan kehidupan kita di dunia ini kemudian semakin meluapkan syukur pada diri kita sebab kita tahu bahwa semua itu tidak akan berakhir menjadi kesia-siaan belaka melainkan akan berakhir pada sukacita kekal bersama Bapa di sorga karena karya kasihNya melalui kematian dan kebangkitan Tuhan kita, Yesus Kristus, bagi kita dan dunia ini (Yohanes 3 : 16).
Dalam rangka mensyukuri seluruh karya kasihNya inilah tema khotbah dalam Minggu keenam Paskah ini ‘Bersyukurlah Kepada Allah’ diangkat, agar kita sebagai jemaat Allah yang sungguh dikasihi dan diberkati senantiasa menyatakan syukur kepada Allah, baik melalui persembahan maupun melalui karya pelayanan terhadap sesama.
Mazmur 67 ini adalah nyanyian syukur yang berisi doa harapan dan permohonan kepada Allah untuk mengasihani dan memberkati umat-Nya, Israel, dan sekaligus panggilan kepada seluruh bangsa dan suku-suku bangsa di dunia untuk bersyukur dan memuliakan Allah.
Mazmur syukur ini dinyanyikan ketika umat Allah bersukacita dalam merayakan panen. Pemazmur mengimani bahwa seluruh hasil panen yang diperoleh adalah wujud berkat Allah terhadap seluruh jerih payah yang telah dikerjakan. Pemazmur pun menyadari bahwa bukan hanya terhadap umat-Nya saja Allah berkenan memberkati, melainkan terhadap seluruh bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa yang ada di muka bumi ini. Namun bagi bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa yang masih belum mengenal Allah, bagaimanakah mereka dapat bersyukur kepada Allah yang tidak mereka kenal? Karena itu dalam menikmati dan mensyukuri hasil panen itu pemazmur mengajak seluruh umat Allah untuk memohon belas kasih dan berkat Allah, serta berharap agar Allah berkenan menyinari umatNya dengan wajahNya. Tujuannya bukan semata-mata agar umat Allah ini terus menerus mengalami kelimpahan dan sukacita bagi diri mereka sendiri, melainkan agar bangsa-bangsa lain pun dapat melihat, mendengar dan percaya, bahwa kemuliaan Allah yang penuh belas kasih dan adil terhadap seluruh makhluk ciptaanNya itu, sungguh telah dinyatakan kepada umatNya dan pada akhirnya semua bangsa dan suku-suku bangsa akan ikut bersyukur dan memuliakan Allah. Oleh pemeliharaan Allah yang penuh kasih kepada umatNya kemudian akan menjadi alat untuk membawa semua bangsa dan suku bangsa berpaling kepada Allah. Inilah misi spiritual yang telah dipercayakan kepada umat Israel sebagai umat pilihan Allah, bahwa Israel harus menjadi saksi untuk menyebarluaskan pengenalan akan Allah.
Demikianlah Mazmur 67 menyadarkan bagi kita, bahwa setiap hasil-hasil yang kita peroleh tidak dimaksudkan untuk memuaskan kepentingan diri sendiri, melainkan harus menjadi alat untuk membawa orang lain mengenal lalu ikut bersyukur dan memuliakan Allah. Allah yang penuh belas kasih dan memberkati kita, Dia juga adalah Allah yang penuh belas kasih dan mau memberkati semua bangsa dan suku-suku bangsa. Karya kasihNya tidak dinyatakan hanya pada masa lampau dalam kehidupan umatNya, Israel, melainkan terus dinyatakan pada masa kini hingga di masa depan terhadap seluruh ciptaanNya. Bahkan karya kasih Allah itu pun telah disempurnakan di dalam kematian dan kebangkitan AnakNya, Tuhan kita Yesus Kristus. KematianNya menjadi tanda bahwa dosa dunia ini telah ditanggungNya dan dibayar lunas oleh kematianNya di atas kayu salib. KebangkitanNya menjadi bukti bahwa maut sekali pun takluk kepadaNya dan kemenanganNya menjadi jaminan akan kepastian keselamatan bagi semua yang percaya dan memuliakan Dia.
Oleh karena itu jemaat kekasih Tuhan, bersyukurlah kepada Allah! Biarlah kita terus memuliakan Dia, melalui persembahan syukur yang kita bawa ke dalam rumah Tuhan dan pelayanan kasih terhadap sesama yang kita jumpai. Biarlah Tuhan, Allah kita, dimuliakan sampai selama-lamanya! Amin.
Komentar Terbaru