Firman Tuhan Yang Membebaskan (Yeremia 15:15-21)

Minggu, 3 September 2023 (Stola Hijau)

Tujuan : Agar firman Tuhan memotivasi dan menguatkan warga jemaat hidup mencintai Firman Tuhan.

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,

Ketika kita berbicara tentang firman Tuhan, hal ini mengacu   kepada:  (1)   Firman   adalah  pribadi   Yesus Kristus sebagaimana yang dinyatakan dalam  Yoh 1:14; (2)   Firman   Tuhan   sebagai   perkataan   Allah,   Allah berbicara secara pribadi kepada seseorang. Contohnya ketika Allah berbicara secara pribadi kepada Adam dan Hawa, kepada Nuh, kepada Abraham, kepada Musa; (3) firman Tuhan yang disampaikan melalui mulut hamba- Nya, melalui para nabi pada zaman PL dan melalui para rasul pada zaman PB; (4)  Firman Tuhan  yang tertulis (Alkitab). Alkitab yang adalah firman Tuhan merupakan otoritas tertinggi untuk mengatur tingkah laku (moral dan etika) orang-orang percaya. Firman Tuhan mengandung kuasa dan dapat mengubah kehidupan setiap orang yang sungguh-sungguh berpegang teguh pada firman, dari kehidupan yang tidak berkenan menjadi kehidupan yang berkenan kepada Tuhan.

Nabi Yeremia dalam perjalanan pelayanannya meng- alami pergumulan sebagaimana yang disaksikan dalam bagian  bacaan  saat  ini.  Dalam  melayani  umat  Tuhan, Nabi  Yeremia  diperhadapkan  pada  kondisi  dimana  ia telah bertindak demi kepentingan umat itu, namun disisi lain ia dibenci, diolok-olok dan merasa ditinggalkan sendirian (ay. 15b), Nabi Yeremia diperhadapkan dengan kekerasan hati umat Tuhan dalam menerima firman Allah kekerasan hati umat Tuhan diibaratkan seperti besi (ay.12). Menghadapi pergumulan yang sedemikian berat, ada rasa kecewa, sedih, bahkan Nabi Yeremia mengeluh kepada Tuhan karena ia merasa seolah-olah Tuhan tidak membela  perkaranya  (ay.  18).  Namun  Nabi  Yeremia tidak membiarkan perasaan itu mnguasai dirinya. Ia memberi tempat kepada firman Tuhan menerangi hidupnya agar dapat berpikir dan bertindak dengan benar sesuai kehendak Allah. Melalui kesaksian Nabi Yeremia ini hendak mengajarkan kepada kita beberapa kebenaran untuk menjadi pegangan hidup kita selaku gereja-Nya bahwa  firman  Tuhan  itu  punya  kuasa  membebaskan umat-Nya dari pergumulan:

1.   Mencintai Firman Tuhan (ay. 16)

Hal itu dinyatakan oleh Nabi Yeremia dalam ayat 16 “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; Firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN   Allah   semesta   alam.”   Perhatikan   kata „menikmati‟, „menjadi kegirangan‟, „menjadi kesukaan‟, hal ini memperlihatkan bahwa Nabi Yeremia mencintai firman Tuhan, firman itu menjadi sukacita dan kegembiraan baginya, firman Tuhan itu memuaskan jiwanya. Kecintaan terhadap firman Tuhan pun disaksikan oleh Pemazmur dalam Mazmur 119:97 “Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenung- kannya   sepanjang   hari”   Dari   kesaksian   Nabi Yeremia dan Pemazmur ini memberikan penegasan kepada kita selaku gereja masa kini bahwa jika kita merindukan kuasa firman Tuhan yang membebaskan itu kita alami dalam perjalanan kehidupan kita, maka cintailah firman Tuhan! Jadikanlah firman Tuhan itu sebagai kesukaan, kegirangan dalam hidup kita. Ibaratnya serasa ada yang hilang dari hidup ini jika tanpa  firman  Tuhan.  Firman  Tuhan  tidak  hanya sebatas slogan dan ucapan bibir semata, namun sungguh-sungguh menjadi terang dalam berperilaku dan dalam bertutur kata. Sehingga sekalipun diperhadapkan dengan berbagai pergumulan yang berat, tetap dimampukan berdiri teguh karena berpegang teguh pada firman Tuhan yang berkuasa membebaskan.

2.   Mengalami Pembaharuan Panggilan (ay. 19)

Jawaban TUHAN yang disampaikan kepada Nabi Yeremia dalam ayat 19a yang mengatakan “Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan-Ku.” Jawaban Tuhan ini menguatkan Nabi Yeremia untuk terus melaksanakan panggilan Allah atas dirinya. Sebelumnya Nabi Yeremia merasa kecewa, merasa terbuang, merasa sendirian, mengganggap  bahwa Tuhan salah dalam memilihnya menjadi hamba-Nya, menganggap bahwa Tuhan tidak memperhatikan pergumulannya. Namun dengan  jawaban  Tuhan  yang  difirmankan  kepada Nabi Yeremia hadir membaharui panggilannya, dilepaskan dari pikiran dan ucapan yang salah tentang pilihan Allah atas dirinya. Nabi Yeremia harus mendisiplinkan pikiran dan ucapannya agar dapat menjadi penyambung lidah Allah (ay. 19b). Firman Tuhan   yang   diterima   Nabi   Yeremia   memberi motivasi dan menguatkan dirinya untuk terus mengemban  panggilan  yang  dinyatakan  Allah baginya.

Terkadang dalam kehidupan kita, saat mengalami pergumulan yang begitu berat, kita merasa kecewa, kita merasa sendirian, kita merasa seolah-olah Allah tidak memperhatikan kita, bahkan mungkin sebagai pelayan Tuhan kita merasa bahwa Tuhan salah dalam memilih kita menjadi hamba-Nya. Mari bertindak seperti Nabi Yeremia agar tidak terkungkung dengan pikiran dan perasaan yang salah tetapi menanggapi perkataan  Allah  yang  membawa  kepada pembaharuan, dan memberi motivasi serta kekuatan dalam mengemban panggilan yang dipercayakan kepada kita.

3.   Menerima Janji Tuhan (ay. 20-21)

Selain mengalami pembaharuan panggilan, Nabi Yeremia diteguhkan dengan janji Tuhan yang dinyatakan kepadanya. Janji Tuhan bagi Yeremia dalam ay. 20 “Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari tembaga” menunjukkan bahwa Nabi Yeremia akan tetap berdiri kokoh sekalipun diperhadapkan dengan serangan-serangan dari bangsa yang dilayaninya karena perlindungan dan penyertaan Tuhan ada atasnya; “Aku akan melepaskan engkau…….. dan membebaskan engkau” menunjukkan bahwa rancangan orang-orang jahat tidak akan menjerat dan menjatuhkan nabi Yeremia sebab Tuhan Sang Pembebas memegang hidupnya. Janji Tuhan yang   difirmankan   Allah   kepada   Nabi   Yeremia semakin   menguatkannya   dalam   melayani   umat Tuhan.  Dalam  kehidupan  kita  selaku  gereja-Nya dalam melaksanakan panggilan kita, agar berpegang teguh pada janji Tuhan yang difirmankan kepada kita. Jika   Tuhan   memampukan   Nabi   Yeremia   untuk berdiri kokoh menghadapi serangan-serangan, maka kita  pun  percaya  bahwa  Tuhan juga  memampukan kita  berdiri  kokoh  menghadapi  serangan-serangan baik yang datangnya dari dalam lingkungan persekutuan maupun yang datangnya dari luar. Tuhan menjadi   Pembebas   bagi   Yeremia   maka   Ia   pun menjadi Pembebas bagi kita. Karena apa yang difirmankan-Nya pasti akan terjadi. Karena itu berpegang teguhlah  pada  firman  Tuhan  yang berkuasa membebaskan.

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,

Melalui kebenaran firman Tuhan ini, kita selaku gereja-Nya diingatkan agar senantiasa memprioritaskan firman Tuhan dalam kehidupan kita: jadilah gereja yang selalu mencintai firman Tuhan yang terwujud dalam kata dan perbuatan, jadilah gereja yang membuka diri dibaharui oleh firman Tuhan, dan jadilah gereja yang berpegang teguh pada janji yang difirmankan Tuhan. Maka firman Tuhan yang membebaskan itu menjadi bagian dari kehidupan kita selaku gereja Tuhan. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *