KEBENARAN MEMULIHKAN HIDUP MANUSIA

Minggu, 13 Pebruari 2022 (Stola Hijau)

Bacaan Alkitab     :    Mazmur 1:1-6

Tujuan : Agar  warga  jemaat  hidup  dalam kebenaran yang  membawa pemulihan

Salah satu perjuangan dalam hidup orang percaya ialah, bagaimana hidup dalam kebenaran. Hidup dalam kebenaran merupakan tujuan Allah menyelamatkan kita dari dosa, memulihkan hidup manusia yang telah dirusakkan oleh dosa. Dosa telah memisahkan manusia dari Allah yang benar. Dosa telah membuat manusia secara  terus-menerus  melanggar  kebenaran,  sehingga tidak lagi  hidup  dalam  kebenaran dan  menghancurkan kehidupannya.   Dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak sedikit kita jumpai orang-orang yang hidup dalam ketidakbenaran denga cara memutarbalikkan kebenaran menjadi ketidakbenaran, yang pada akhirnya membawa mereka pada kesengsaraan hidup. Contoh nyata terhadap hal itu ialah tindak korupsi yang dilakukan oleh beberapa pejabat negara, oleh karena keinginan untuk memperkaya diri sendiri, mereka tidak segan-segan memutar balikkan ketidak benaran menjadi sebuah kebenaran. Akibatnya ketika mereka ditangkap oleh polisi atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mereka bukan saja harus menanggung aib / malu dan dipenjara, tetapi harta benda mereka pun disita oleh negara.

Mazmur yang menjadi bahan perenungan kita saat ini merupakan mazmur yang berisi tentang pengajaran yang benar dan apa yang jahat. Mazmur ini dapat dibagi secara jelas dalam tiga bagian yang saling berhubungan:

  • Jalan orang benar (Ayat 1-3).
  • Jalan orang fasik (Ayat 4-5).
  • Kata akhir mengenai dua jalan tersebut ( Ayat 6)

Pada bagian pertama (ayat 1-3), Pemazmur mengata- kan  bahwa  seorang  diberkati  jika  ia  tidak  berjalan menurut  mereka  yang  melawan  Allah  dan  yang  tidak takut kepada-Nya. Seorang yang ingin diberkati, harus hidup bijaksana dalam hubungannya dengan Allah, yang kesukaannya adalah Taurat Tuhan dan merenungkan Taurat itu siang dan malam. Kata “kesukaan” digunakan sebanyak   126   kali   dalam   Perjanjian   Lama   dengan berbagai  arti.  Kata  ini  bisa  menunjuk  kepada  sesuatu yang bernilai dan berharga, atau juga menunjuk pada kerinduan dan keinginan seseorang. Dalam konteks bacaan kita,  kata ini memiliki tambahan pengertian yang mendalam   tentang kesukaan terhadap Taurat Tuhan, sehingga orang itu merenungkannya siang dan malam. Kata “merenungkan” disini memiliki pengertian, yaitu “memikirkan   perintah-perintah   yang   telah   diberikan Allah, untuk kemudian hidup sesuai dengan perintah- perintah tersebut”. Disini tidak hanya melibatkan pikiran manusia, tetapi juga tindakan nyata. Dengan kata lain, orang   benar   itu   bukan   hanya   sebatas   mengetahui perintah-perintah Allah, tetapi juga mampu mewujud- kannya  dalam  tindakan  nyata  sehari-hari.  Bagi  orang yang  suka  Taurat  Tuhan,  yang  merenungkannya  siang dan  malam  dan  membentuk  hidupnya  berdasarkan  hal itu, ada kemakmuran dalam hidupnya. Pemazmur menyebutkan gambaran orang tersebut seperti sebuah pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil (ay. 3). Sangat jelas, bahwa kehidupannya tidak mengalami kelayuan, sebab kebutuhan utamanya selalu tersedia, yaitu air kehidupan yang dari Tuhan. Kehidupan orang tersebut akan menghasilkan buah, dan buahnya itu dapat dinikmati oleh orang-orang disekitarnya. Singkatnya, dia menjadi berkat bagi sesamanya. Pemazmur mengatakan: “apa pun yang diperbuatnya berhasil”, artinya setiap kebaikan yang dia lakukan selalu berhasil.

Pada bagian kedua (Ayat 4-5), Pemazmur memper- lihatkan bagaimana jalan hidup orang fasik. Yang dimaksud dengan orang fasik disini adalah mereka yang menjalani hidupnya di luar hubungan perjanjian dengan Tuhan dan mengadakan permusuhan terhadap Allah dan umat-Nya. Hasil perjalanan hidup orang Fasik digambar- kan dengan tiga gambaran yang mengerikan:

1.   Mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sekam menggambarkan   karakter   yang   lemah   dan   tak berguna dari orang fasik dan fakta bahwa Allah akan memperlakukan mereka dengan mudah.

2.   Mereka tidak tahan dalam penghakiman Allah. Tidak ada  orang  fasik  yang  dapat  bertahan  saat  Allah murka, dan pada saat penghakiman terakhir dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal.

3.   Mereka   tidak   akan   ditemukan   dalam   kumpulan orang-orang benar. Pada hari-Nya nanti, Tuhan akan memisahkan antara orang benar dan orang fasik dan Tuhan akan menghakimi semua orang fasik dan menyingkirkan mereka di antara orang benar.

Pada bagian ketiga (ayat 6), merupakan kesimpulan pemazmur  terhadap  kedua  jalan  hidup  manusia,  yaitu jalan hidup orang benar dan jalan hidup orang fasik. Terhadap dua jalan hidup tersebut, pemazmur mengatakan,  “Sebab  Tuhan  mengenal  jalan  orang  benar,  tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan”. Bagaimana pemazmur  bisa  mengatakan  bahwa  Tuhan  tahu  jalan orang benar? Jelas, bagi Pemazmur, Tuhan tahu segala sesuatu, sehingga Ia meninggikan hidup mereka menurut kehendak-Nya yang dinyatakan. Inilah yang Allah tidak lakukan untuk orang fasik.

Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan.

Ada beberapa prinsip hidup yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita berdasarkan Firman Tuhan ini:

1.   Di Dunia ini hanya ada 2 jalan, yaitu : jalan lebar (jalan orang fasik) dan jalan sempit (jalan orang benar). Kedua jalan itu tidak dapat disatukan, karena keduanya memiliki perbedaan.

Karena  itu,  kita  harus  membuat  pilihan  jalan mana yang kita ikuti. Memilih mengikuti jalan orang fasik yang akan membawa kita pada jalan yang sesat dan  menuju  kebinasaan.  Atau  kita  memilih  jalan orang benar, yang membawa kita kepada kebahagia- an. Pilihan ada ditangan kita masing-masing.

2.   Selaku   orang   Kristen   kita   perlu   merenungkan kebenaran Allah. Semakin kita merenungkan kebenaran Allah semakin kita menyukainya. Semakin kurang kita melakukannya, semakin kurang kita menyukainya.  Kita  bukan  sekedar  melakukan  ini untuk  mengetahui  banyak  tentang  Alkitab.  Disini Kita berbicara tentang memikirkan sungguh-sungguh kebenaran   Allah   dan bagaimana   menerapkannya dalam hidup kita. Tujuan merenungkan adalah untuk mengenal Allah lebih baik dan menerapkan firman- Nya pada hidup kita. Ini jauh melampaui sekedar tahu
fakta-fakta tentang Alkitab. Ini meminta kita untuk mempercayakan diri kepada Allah dari Alkitab. 3.   Ada harga pada masa sekarang untuk mereka yang berbuat jahat dan ada harga yang harus dibayar di masa depan juga.   Tetapi bagi mereka yang meng- asihi  Tuhan  dan  ingin  menjalani  suatu  kehidupan yang menyenangkan hati-Nya, mereka perlu tahu bahwa hanya Allah yang berkuasa menjaga supaya jangan mereka tersandung dan memulihkan hidup mereka dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya. Tuhan Yesus berkata, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama- lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yohanes 10:28). Kita tahu bahwa “Tuhan  mengenal  jalan  orang  benar,  tetapi  jalan orang fasik menuju kebinasaan”. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *