KELUARGA YANG MENGIKUT YESUS (Matius 10:34-42)

Minggu, 2 Juli 2023 (Stola Hijau)

Tujuan : Sebagai pengikut Yesus, keluarga kristen harus memuliakan Allah.

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Apa yang pertama kali terlintas dalam benak kita ketika membaca teks ini? Sekilas kita mungkin akan berpikir ucapan Yesus dalam teks ini sepertinya berlawanan dengan tujuan kedatanganNya sebagaimana yang kita pahami selama ini. Dimana Yesus selalu mengajarkan tentang kasih, perdamaian dan peng- ampunan. Namun sebaliknya kali ini, Yesus menyatakan bahwa Ia datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang dan menjadi pemisah dalam keluarga. Lalu benarkah hal ini yang menjadi tujuan kedatangan Yesus?

Kata pedang yang dipakai oleh Yesus bacaan kita saat ini, bukanlah pedang yang bertujuan untuk mendatangkan konflik, perselisihan, peperangan dan pemisah dalam keluarga. Sebab bagimanapun Yesus tidak mengajarkan tentang kekerasan. Melainkan pedang tersebut adalah Firman Allah yang diberikan kepada murid-murid untuk melawan musuh. dan penyebab terjadinya pemisahan, konflik dan perpecahan bukanlah tujuan dari kedatangan Yesus melainkan akibat dari perbedaan respon manusia terhadap Injil yang Yesus sampaikan. Ada yang menerimanya, ada pula yang menolaknya. Respon itulah yang menyebabkan terjadinya pemisah antara orang yang percaya kepada Injil yang diberitakan oleh Yesus dengan mereka yang tidak percaya. Respon itu jugalah yang bisa membuat seseorang terpisah dari keluarganya yang memilih untuk tidak percaya. Jadi intinya kedatangan Yesus bukan untuk memecahbelah keluarga. Melainkan untuk memisahkan orang yang percaya dan yang tidak percaya pada Firman yang diberitakan kepada mereka.

Memiliki keluarga yang utuh dan beriman kepada Kristus tentu menjadi harapan semua keluarga kristen. Namun untuk mewujudkan semua itu dibutuhkan tanggungjawab yang besar. Sejak awal kita membentuk sebuah keluarga kristen kita sudah diberi tanggungjawab untuk membina dan membawa keluarga kita agar terus mengalami pertumbuhan iman di dalam Yesus Kristus, sehingga tidak ada respon berbeda terhadap Firman Allah yang dapat menjadi pemisah dalam keluarga kita. Karena itu didiklah keluarga kita sebaik mungkin agar memiliki pengenalan yang baik tentang Kristus sebagai satu-satunya Tuhan sumber keselamatan kita.

Selanjutnya dalam ayat ke-37, kita tidak dapat serta merta mengartikan bahwa Tuhan Yesus tidak meng- hendaki kita mengasihi keluarga kita dan membenci mereka. Bukankah Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi bahkan mengasihi musuh sekalipun? Tetapi yang Yesus kehendaki lewat pernyataanNya ialah bagaimana kita belajar mengutamakan dan mengasihi Yesus lebih dari apapun. Namun untuk menempatkan Yesus sebagai yang utama bukanlah hal yang mudah. Mengapa demikian? Sebab ada begitu banyak hal dalam dunia ini yang bisa saja menggeser posisi Tuhan sebagai yang utama dalam hidup kita. Termasuk keluarga, pekerjaan, kekayaan, kekuatiran, kepentingan pribadi dan sebagainya. Hal demikian seringkali berubah menjadi prioritas dalam diri kita sehingga Tuhan bukan lagi menjadi yang utama. Kita lebih setia pada hal-hal tersebut dibandingkan setia kepada Tuhan. Lalu bagaimana caranya agar Tuhan tetap mejadi prioritas dalam hidup kita? Sangat penting bagi setiap keluarga kristen untuk membangun hubungan yang intim dengan Tuhan lewat ibadah dan doa bersama serta sungguh- sungguh mengasihi Tuhan. Keintiman kita dengan Tuhan tentu akan membuat kita senantiasa mengutamankan Tuhan dalam kehidupan kita. Sebaliknya jika setiap pribadi dalam keluarga kristen lebih mengutamakan pekerjaannya, kepentingan pribadi, kekayaan, kekuatiran dan sebagainya, maka Tuhan tidak akan pernah menjadi prioritas dalam keluarga kita.

Mengutamakan Tuhan lebih dari apapun tidak berarti bahwa keluarga, pekerjaan, kepentingan dan kekuatiran menjadi tidak penting dan diabaikan begitu saja. Karena bagaimanapun hal-hal demikian juga perlu kita kerjakan dengan baik sebagai bentuk tanggungjawab kita kepada Tuhan dan demi kelangsungan kehidupan di dunia ini. Hanya saja jangan sampai hal demikian menggeser posisi Tuhan sebagai yang utama hanya karena kita takut kehilangan hal tersebut. Mengutamakan Tuhan juga tidak berarti kita hanya mencari Tuhan ketika sedang butuh saja melainkan kita percaya dan mempercayakan hidup kita kepadaNya dalam seluruh aspek kehidupan kita.

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Mari kita menciptakan keluarga kristen yang tidak hanya sebatas label saja melainkan keluarga yang membangun kedekatan yang intim dengan Tuhan sehingga setiap anggota keluarga sungguh-sungguh mencintai Tuhan dan menjadi Tuhan sebagai prioritas dalam hidup kita. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *