MEMBANGUN PERSEKUTUAN YANG UTUH (Filipi 2:1-11)

Minggu, 1 Oktober 2023 (Stola Hijau)

Tujuan : Terciptanya persekutuan yang kuat serta kerjasama dalam rangka keutuhan sebagai umat tuhan.

Sidang jemaat yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Hari minggu tanggal 1 Oktober 2023 ini, kita selaku warga gereja dan selaku warga negara tercinta republik Indonesia, merayakan hari bersejarah dan sekaligus kita panjatkan puji syukur kepada Allah bapa dalam anakNya Yesus Kristus. Selaku Warga Jemaat dan umat Kristiani di Indonesia yang tidak terpisahkan dari dalam Iman kepada Yesus Kristus dengan saudara seiman di seluruh dunia di berbagai bangsa, kita hari ini merayakan secara serentak hari perjamuan kudus sedunia dan selaku umat Kristiani di Indonesia kita hari ini merayakan hari pekabaran Injil Indonesia. Pada sisi lain hari ini juga selaku warga negara kesatuan Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila dan berdasar pada UUD 45, kita merayakan hari Kesaktian Pancasila.

Nasehat Rasul Paulus yg ditulis kepada jemaat Kristen di Filipi (Filipi 2:1-11) sangat relevan untuk kita renungkan ulang tentang apa makna dari visi dan misi selaku umat Tuhan yaitu membangun persekutuan yang utuh untuk menjadi saksi-saksiNya di dunia ini, ditengah masyarakat dimana kita hadir dan berkarya demi hormat dan kemuliaan namaNya. Paulus dalam perikop bacaan hari ini menekankan nasehat-nasehat untuk berpadanan dengan Injil Kristus, tetap berdiri satu kasih, satu jiwa, satu tujuan membangun persekutuan dan kebersamaan sebagai bangsa dan umat Tuhan.

Bagaimana kita wujud nyatakan ditengah-tengah Jemaat dan masyarakat dalam rangka merayakan dan mensyukuri hari Perjamuan Kudus sedunia, Hari pekabaran Injil Indonesia serta hari peringatan Kesaktian Pancasila hari ini?

  1. Persekutuan dan kebersamaan umat Kristiani di seluruh dunia di segala tempat dan disepanjang zaman, tidak dapat dipisahkan oleh latar belakang ideologi, politik, budaya, bahasa, ras dan adat istiadat yang berbeda dimana mereka hadir dan berada. Mereka diikat oleh dan di dalam persekuatu- an dan kesatuan Roh, oleh ikatan damai sejahtera satu tubuh dan satu Roh dipanggilan dalam satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanNya. Satu Tuhan, satu iman satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari berbagai bangsa, suku, kaum dan bahasa serta perbedaan perbedaan lainnya. Kini mereka menjadi bangsa yang terpilih, imamat yg rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Supaya memberitakan perbuatan perbuatan besar dari Dia yang telah memanggil mereka keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib’. Mereka yang dahulu bukan umat Allah, kini telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani, sekarang telah beroleh belas kasihan (band. I petrus 2:9-10).
    Injil Lukas mencatat dalam Pasal 13:29 demikian: “Dan orang akan datang dari timur dan dari barat dari utara dan selatan dan mereka akan duduk makan didalam kerajaan Allah”. Itulah gambaran persekutuan yang utuh. Bagaimana dengan persekutuan yang sudah dan sedang kita bangun di GPIL umumnya dan khususnya dalam jemaat kita ini. Apakah kita sudah sehati sepikir, satu Roh dan satu tujuan untuk kemuliaan Dia?
  2. Amanat Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil kepada bangsa (Mat. 28:18-20. Lukas 24:47 dan Kisah 1:8) oleh kuasa Roh Kudus telah menjangkau kita di Indonesia umumnya dan khususnya kita GPIL. Gereja-gereja yang tersebar di seluruh penjuru tanah air tercinta ini adalah bukti nyata dari peranan Allah dengan kuasa Roh kudus memberkati Injil yg diberitakan, bukan oleh kekuatan manusia tetapi oleh kuasa pikiran dan perasaan dari Kristus yang pada para penginjil dan missionaris. Injil yg dimaksud tidak saja berupa kata-kata belaka tetapi dalam bentuk membangun persekutuan yang utuh sehingga tercipta persekutuan yang kuat serta kerjasama semua pihak. Seia sekata sebagai umat Tuhan. Itulah antara lain cara kita masa kini memberitakan Injil untuk dapat di lihat dan dicontoh orang disekitar kita.

Dalam bacaan Filipi 2:1-11, ingin diingatkan oleh Paulus ketika berbicara kepada jemaat Filipi tentang “satu kasih, satu jiwa, satu tujuan” yaitu memberitakan injil ditengah perbedaan dan keragaman. Hidup dalam keberagaman dan perbedaan ini menjadi indah pada saat kita memusatkan hidup persekutuan kita di dalam Kristus yang telah menyelamatkan kita. Dalam persekutuan kita, kita mengakui adanya perbedaan suku, ekonomi, pendidikan. Pengakuan itu sekaligus membawa kesadaran bahwa perbedaan dapat menjadi berkat pada saat ditempatkan di bawah kaki salib Kristus. Perbedaan diantara kita, tidak akan meretakkan kita sebab kita telah melihatnya dengan kaca mata Kristus. Kaca mata yang membuat kita melihat bahwa perbedaan adalah kekuatan untuk saling menopang dan bukan untuk saling menyerang dan mempersalahkan. Perbedaan membuat kita menjadi sejajar untuk memberitakan Injil Tuhan yaitu mewujudkan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Hanya di dalam Kristus; perbedaan menjadi daya juang bersama dalam persekutuan untuk menghasilkan karya. Mari kita selalu melihat perbedaan ini dengan kaca mata (cara pandang) Kritus.

Semoga hari perjamuan kudus sedunia dan hari pekabaran Injil Indonesia serta hari Kesaktian Pancasila yang kita peringati hari ini akan memberikan motivasi bagi kita untuk membangun persekutuan dan kebersamaan sebagai Gereja dan sebagai masyarakat Indonesia yg berfalsafah Pancasila dan UUD 45. Untuk semakin menyamakan pikiran dan perasaan Kristus dalam membangun persekutuan dan kebersamaan dalam GPIL dan khususnya di Jemaat kita ini. Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus adalah kepala Gereja. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *