MENGASIHI ALLAH DAN MANUSIA (Matius 22:34-45)

Minggu, 29 Oktober 2023 (Stola Hijau)

Tujuan  : Agar jemaat memahami tanggung jawabnya sebagai umat Allah

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Salah satu ciri hidup Kristen itu adalah mengasihi. Seorang Kristen hidup di dalam kasih baik itu kasih kepada   Allah   maupun   juga   kasih   kepada   manusia. Namun ada banyak fakta atau banyak kisah dimana kita gagal di dalam hidup, kasih terhadap sesama. Bukan lagi hidup di dalam kasih tetapi banyak orang hidup dalam kebencian, bahkan banyak orang yang hidup dalam permusuhan.   Kita   seringkali   gampang   menunjukkan kasih  kita  kepada  orang  yang  baik  kepada  kita,  dan peduli dengan kita tetapi sulit menunjukkan kasih kita kepada orang yang tidak menyukai kita.  lalu bagaimana kita bisa mengasihi Allah, jika kita tidak mampu mengasihi sesama kita!

Bagian teks bacaan kita juga mengungkapkan bagaimana kasih menjadi hukum yang terutama.  Dalam percakapan antara Yesus dengan seorang Farisi yang adalah seorang    ahli hukum Taurat mereka ingin menentang Yesus karna telah mendengar bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki menjadi bungkam. Sehingga seorang Farisi itu mengajukan pertanyaan kepada Yesus untuk mengetahui hukum mana yang terutama dan dengan spontan Yesus   menanggapinya dengan penuh hikmat bahwa hukum yang terutama ialah “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu itulah hukum yang terutama dan yang utama. Dan hukum

yang kedua, yang sama dengan itu, ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (ay. 37-39). Kedua hukum yang terutama tersebut  tidak terpisahkan. Mengasihi Allah berarti juga mengasihi manusia. Bagaimana cara mengasihi Allah? Cara mengasihi Allah yaitu menjadikan Allah seperti milikmu sendiri. Dengan itu secara tidak   langsung mengajak kita pada perintah “Jangan ada padamu Allah lain” artinya hanya Dia yang menjadi milik kita. Mengasihi Allah seperti milik kita sendiri adalah mengasihi Dia, karena Ia lebih dahulu mengasihi  kita  dengan  menciptakan  kita.  Mengasihi Allah juga dengan cara taat pada FirmanNya (1Yohanes 5“Tetapi barangsiapa menuruti firmanNya di dalam orang itu  sungguh sudah sempurna kasih Allah), namun ketika   taat dipisahkan dengan kasih   itu tidak menjadi berguna artinya kalau kita mencoba mentaati Allah tanpa mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi yang terjadi ada dua hal:  pertama, kita akan menjadikan ketaatan    untuk  pamer  diri  seperti  yang  terjadi  pada orang-orang  Farisi.  Mereka  berdoa  menaati  perintah Allah, mereka melakukan kewajiban agamanya di depan semua orang tetapi dengan tujuan dipuji oleh orang lain. Kemudian yang  kedua kemunafikan. Hal ini bisa dilihat di pasal 23 disitu Yesus mengecam orang-orang Farisi karena mereka di luar kelihatannya hebat tapi didalamnya tidak ada artinya. Itu disebabkan karena mereka tidak mengasihi Allah maka apapun yang dilakukan adalah untuk diri sendiri. Terkadang ada orang yang mengaku mengasihi   Allah   dengan   taat   beribadah   kepadaNya dengan tujuan untuk menjalankan rutinitas, untuk mendapatkan sesuatu dari Allah. Seharusnya orang yang taat pada Allah berarti hidupnya dengan penuh kesadaran akan memiliki kasih Allah.

Kemudian perintah mengasihi sesama. Perintah ini bisa saja menjadi hal tersulit bagi beberapa orang, namun Tuhan Yesus mengatakan dengan tegas bahwa kasihilah sesamamu. mengapa? Karena mengasihi sesama yang terlihat menjadi bukti nyata kasih kita kepada Allah yang tak terlihat. Sesama disini dimaksudkan yaitu kepada orang yang disekitar kita baik itu keluarga, teman, rekan sekerja, se-persekutuan kita maupun kepada musuh. Bagaimana cara mengasihi sesama? Mengasihi berkaitan dengan  memberi.  Kalau  kita mengasihi  sesama berarti memberi sesuatu kepada orang lain. Ada beberapa kategori orang dalam hal memberi. Ada orang yang memberi karena kewajiban seperti membayar iuran yang kadang membuat orang merasa sedikit terpaksa; ada juga orang  yang  memberi  untuk  pencitraan,  yaitu  supaya orang tahu bahwa dia orang baik yang mengarah pada kepentingan  sendiri;  ada  juga  yang  memberi  sebagai tanda terima kasih, karena orang beri kita sesuatu maka kita juga membalas dengan memberikan sesuatu kepadanya; ada juga yang memberi sebagai tanda kemurahan hati, dalam hal ini orang memberi seperti untuk dirinya sendiri. Ketika memberi dengan kasih berarti sadar benar bahwa kalau saya sendiri membutuhkan yang terbaik maka yang terbaik pada saya itu jugalah yang diberikan. Dengan sejumlah kategori tersebut mengarahkan kita mengasihi/memberi dengan murah hati artinya tidak berbeban dan sukarela. Memberi dengan  murah  hati  salah  satu  teladan  yang  diberikan Allah kepada manusia dalam pengampunan di dalam Yesus  Kristus.  Ketika  menyadari  bahwa  Tuhan mengasihi kita ini sejak kita masih hidup dalam dosa, Ia sungguh mau menerima bahkan mengampuni kita. Maka harusnya itu kita belajar juga memberi pengampunan kepada  orang-orang  yang  bersalah  kepada  kita  karena
Tuhan sudah memberikan teladan bahwa Ia mengampuni kita ketika kita masih berdosa dan mengasihi kita apa adanya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Pada akhirnya kita melihat dan memahami bahwa kedua hukum ini merupakan inti sari dan isi dari semua perintah yang berkaitan dengan iman. Kasih adalah kegenapan hukum Taurat dan tujuan Hukum Taurat ialah kasih. Melalui Firman Tuhan saat ini kita semakin diingatkan kembali tentang kasih yang benar. Ketika mengasihi Allah berarti kitapun mengasihi sesama. Demikian sebaliknya, ketika kita mengasihi sesama manusia berarti kita juga mengasihi Allah. Tanpa itu kita menjadi tidak berguna. Seperti halnya ketika menjemur satu baju dengan dua jepitan, ketika kedua jepitan yang menjepit  baju  itu  terlepas  maka  baju  itu  jatuh  dan menjadi kotor. Demikian juga dengan kehidupan kita ketika kita mengabaikan kedua hukum kasih itu maka kita juga kembali menjadi dan terus berdosa. Karena itu marilah sebagai orang yang dikasihi Allah untuk menjalani hidup ini dengan didasari oleh kasih dan  terus menghayati kasih Yesus yang telah rela memberi dirinya berkorban untuk menyelamatkan kita dari kematian kekal untuk memulihkan kita dari dosa. Maka sebagai orang yang sudah dan telah menerima anugerah keselamatan itu, mari jemaat Tuhan teguhkan hati kita bahwa hidup yang akan kita jalani adalah hidup untuk mengasihi Allah dan sesama. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *