MENYELAMATKAN ATAU MEMBINASAKAN

Bahan Bacaan: Markus 2:23 – 3:6

  • Minggu, 6 Juni 2021 (Stola Merah)
  • TujuanJemaat memahami bahwa hikmat Alah mengarahkan kita untuk Menolong bukan mencelakakan.

Saudara-saudara…

Bacaan kita hari ini, tentang hari sabat, dimana orang-orang Farisi mempersoalkan pelaksanaan hari sabat untuk mempersalahkan Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya, yang dinilai oleh orang Farisi telah melanggar hukum dan melawan tradisi Yahudi. 

Tindakan dan perkataan Tuhan Yesus tentang hari Sabat membuat marah sekelompok orang Farisi, ada dua adegan dalam perikop ini menggambarkan pembebasan dari tradisi dan beralih ke model yang benar berdasarkan kehendak Tuhan. dua bagian bacaan kita juga; menunjukkan beberapa pemimpin agama dari golongan Farisi yang menolak pembebasan itu.

Injil markus 2:23-3:6 menggambarkan bahwa; Tuhan tidak berkenan kepada tradisi yang dibuat manusia untuk menghalangi tindakan untuk berbuat baik. Tuhan Yesus bersabda bahwa; “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat”. Tuhan Yesus menyampaikan hal ini bahwa: manusia dicptakan untuk menghormati Allah sehingga dalam hidupnya mereka harus takluk pada hukum Allah dan bukan terikat pada sebuah tradisi yang salah.

Saudara-saudara ……….

Orang Farisi menuduh para murid melanggar hukum Sabat. Pertanyaannya adalah, benarkah? Lihat Keluaran 35: 2 dan Nehemia 13: 15-22. Perintah yang tepat adalah memiliki perhentian khusyuk yang kudus bagi Tuhan, dan tidak melakukan pekerjaan apa pun. Jadi pertanyaannya adalah apa yang dimaksud dengan “bekerja”? Apakah Tuhan memberi kita perintah yang tidak mungkin diikuti? Dan apakah Tuhan benar-benar bermaksud agar kita tidak bergerak sama sekali pada hari Sabat? Tentu saja tidak. Dalam kitab Nehemia, orang-orang dikutuk karena menggunakan hari Sabat sebagai hari untuk mendapatkan keuntungan. Idenya adalah bahwa mereka masih “akan bekerja” pada hari Sabat. Mereka masih mengerjakan pekerjaan mereka demi keuntungan pribadi. Dan itulah yang dilarang oleh hukum Tuhan dalam Perjanjian Lama. Manusia sudah menghabiskan 6 hari seminggu untuk diri mereka sendiri. Yang ketujuh adalah menjadi hari suci bagi Tuhan. Itu tidak berarti bahwa seseorang tidak dapat mengangkat benda apa pun, atau seseorang tidak boleh bekerja dalam pekerjaannya. Apa yang dilakukan para murid tidak melanggar hukum Perjanjian Lama. Ini terdapat dalam Ulangan 23: 24-25 menjelaskan bahwa seseorang dapat memetik biji-bijian dari ladang yang mereka lalui selama itu bukan untuk keuntungan pribadi (masalah yang sama dengan bekerja pada hari Sabat).

Tuhan Yesus menyembuhkan seseorang pada hari sabat, berarti tindakan yang dibuat Tuhan Yesus adalah tindakan yang tidak merlanggar hukum sabat, karena Tuhan Yesus berbuat baik dan untuk kebaikkan orang lain. Hari sabat bukan melarang orang berbuat baik, yang dilarang adalah tindakan untuk memperoleh keuntungan pribadi seperti yang dilakukan selama enam hari lamanya.

Saudara-saudara…

Melalui bacaan Firman Tuhan pada saat ini, sebagai umat Tuhan kita mendapat pesan bahwa; kita harus menjadi orang berhikmat, agar dapat melakukan apa yang menjadi kehendak Allah. Kita diajarkan bahwa pemahaman dan tradisi yang mencelakakan orang lain harus ditinggalkan karena hal itu tidak membawa kesaksian yang baik dan benar dalam iman kita. Firman Allah dipahami dan diterapkan bukan untuk menjadi penghalang berbuat baik atau menjadi berkat bagi sesama, tetapi firman Tuhan dipahami dan diterapkan untuk memperlihatkan kemuliaan allah di dalam hidup kita.

Sudah menjadi tipe atau gaya hidup orang Farisi yang selalu berusaha mencari-cari kesalahan orang lain, agar mereka kelihatan beriman dan taat pada hukum Tuhan, atau kelihatan sebagai orang suci yang tidak bercela. Tindakan orang Farisi yang berusaha menjatuhkan Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya dihadapan umum, juga banyak kita temui saat ini, dan mungkin banyak terjadi di sekitar kita. Di luar gereja banyak orang menyerang orang Kristen dengan cara berpikir mereka dan mempersalahkan iman Kristen. Namun di dalam gereja juga ada orang-orang yang hidup seperti orang Farisi yang hanya bisa menilai dan mempersalahkan orang lain, dan hal itu di lakukan untuk menyembunyikan ketidak-mampuan dan menyembunyikan caran berpikitr serta sikap mereka tidak benar.

Saudara-saudara… Sebagai umat yang sudah dikuduskan bagi Tuhan mari kita hidup dan menjadi berkat bagi gereja dan masyarakat dimana kita berada. Kita tidak takluk (dikalahkan) oleh tradisi, tetapi kita terpanggil untuk menjadi orang berhikmat yang menghormati Allah dan menjadi berkat bagi sesama. Amin. (frd).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *