MEMULIAKAN ALLAH BERTENTANGAN DENGAN SI-JAHAT

Bacaan Alkitab : Kejadian 3:8-15

  • Minggu, 13 Juni 2021 (STOLA HIJAU)
  • Tujuan : Agar gereja yang hidup memuliakan Allah melawan kejahatan.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Manusia adalah makhluk (ciptaan Allah) yang termulia dari segala ciptaan.Ia diciptakan hampir sama seperti Allah, diciptakan menurut gambar dan citra Allah; dikaruniai bakat, kemampuan unik dan istimewa melampaui segala makhluk lainnya. Kepada manusia itu pula dikaruniai tanggung jawab dan kemapuan untuk dapat membedakan yang benar dan salah, yang baik dan buruk, yang lurus dan yang bengkok, yang baik dan jahat.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Kisah di taman Eden hendak mengajak kita untuk mencermat dua  pilihan yaitu antara mendengarkan suara Tuhan atau mendengarkan suara yang lain. Bacaan kita saat ini memaparkan kepada kita bagaimana manusia yang diciptakan oleh Allah seturut dengan gambar-Nya, manusia yang termulia dari segala ciptaan Allah lainnya, akhirnya jatuh ke dalam dosa.Manusia memilih untuk  memberontak terhadap Allah dan sekaligus memutuskan hubungan dengan Allah. Manusia jatuh ke dalam dosa  sebagai akibat dari keputusan mengikuti hawa nafsunya dengan kehendak hatinya  dan bukan kehendak Allah. Dampaknya manusia terputus hubungannya dengan Allah, manusia menjadi takut ketika mendengar kehadiran Allah (Kej.3:8-10).

Allah mulai memanggil manusia itu sebagai pertanyaan pertama :“ Di manakah Engkau “(ay.9). Tetapi jawaban manusia tidak begitu terus terang tentang inti masalah (ay. 10).  Dia sadar bahwa bersembunyi dari Allah adalah sesuatu yang aneh yang harus dijelaskan, tetapi manusia  mencoba membenarkan sikap bersembunyi itu dengan alasan bahwa dia merasa malu dan takut karena telanjang. Bukankah manusia merasa malu dan takut karena telah melanggar perintah Allah ? Menarik bahwa ternyata cawat dari daun pohon ara yang mereka pakai (ay. 7) tidaklah cukup untuk menutupi ketelanjangan atau kesalahannya. Inilah tipikal manusia yang selalu mencari alasan untuk menutupi kesalahannya. Sama seperti misalnya orang yag malas ke gereja dengan alasan bahwa dia akan merasa dihakimi, karena banyak dosanya yang tidak mau ditinggalkan. Pertanyaan kedua dari Allah, langsung pada inti masalah (ay. 11) : ” siapa yang memberitahu engkau telanjang? Apakah engkau makan buah yang Aku larang ?”. Apakah jawaban manusia ?Seharusnya manusia mengakui pelanggaranya.Tuhan mau manusia jujur dan terbuka.Tetapi yang terjadi adalah manusia berupaya saling melempar dan tanggung jawab dan saling mempersalahkan.Adam melempar tanggung jawab kepada istrinya dan bahkan kepada Allah yang memberikannya (ay. 12), bandingkan kegembiraan Adam ketika perempuan itu diberikan –Kej. 2:23). Sang istri melempar tanggung jawab kepada si ular ( ay. 13). Allah tidak menerima dalil atau alasan manusia.Manusia itu telah menerima perkataan istrinya daripada menaati perintah Allah.Dia mengasihi keluarga (istri) lebih daripada Allah.Dia memilih ikut-ikutan daripada bertindak benar.Sehingga akibat dosa/kesalahan yang manusia perbuat Allah tidak tinggal diam, Allah murka atas perbuatan mereka dan Allah menghukum mereka.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah akar rusaknya dan kacaunya dunia ini. Kita mengalami akibat dari kejatuhan itu. Bahkan Yesus pun tidak luput dari akibat itu yaitu, lelah, sedih, kecewa bahkan disalibkan dan mengalami maut. Kejatuhan manusia ke dalam dosa memberikan kita pengalaman bahwa kita lebih mendengarkan suara-suara lain selain suara Allah sendiri, sehingga kita malu dan takut berjumpa dengan dengan Dia. Kita membuat “cawat” untuk menutupi rasa malu, entah itu dari kesuksesan, gengsi, keagamaan, kesenangan, tetapi tidak mau bertanggung jawab atas hati, sikap dan perbuatan kita yang mendasari rasa malu itu.

Apakah Allah tetap menghukum manusia ?TIDAK ! Terpuji Tuhan, Allah yang sejak semula telah menunjukkan kemurahan rahmat dan kasih-Nya, tidak membiarkan manusia semakin jatuh dan jauh dari diri-Nya. Allah pula yang berinisiatif menjangkau manusia kembali. Allah menjanjikan seorang pribadi yang akan membebaskan manusia dari hukuman sebagai akibat dari ketidaktaatannya kepada Allah (ay.15) Janji itu telah digenapi di dalam Tuhan Yesus Kristus yang telah turun ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari hukuman kekal karena dosanya. Bahkan pemazmur berkata dalam Maz 130 “ Walaupun manusia berada di dalam jurang yang dalam, berada dalam keterpurukan karena dosa dan terbelenggu oleh ketidaktaatannya, tetapi apabila ia berseru memohon belaskasihan dari Tuhan, maka Tuhan akan membebaskannya, karena Dia adalah Allah yang pemurah dan rahimi.Walaupun kita kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23), tetapi dalam Kristus yang bangkit kita akan dipermuliakan karena iman kepada-Nya.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Sebagai orang-orang yang senantiasa menikmati kemurahan dan pengasihan Allah dari Allah, marilah  memiliki respons yang benar terhadap Allah. Setiap kali kita menyadari dosa dan pelanggaran kita, kiranya kasih-Nyaa memampukan kita untuk berbalik seketika dari dosa dan memuliakan Dia melalui kehidupan yang benar, yaitu tangan kita yang siap bekerja bagi-Nya, kaki yang siap melangkah  dan berjalan bagi-Nya dan hati yang senantiasa terangkat kepada-Nya. Kita belajar untuk mulai bertanggung jawab di hadapan Allah kita.Kita belajar untuk tidak mengelak dan mencari alasan dan kambing hitam dalam setiap persoalan dan pergumulan.Kita menerima kuasa, mandat  dan kebebasan untuk bertanggung jawab, untuk memilih yang terbaik, menentukan diri sendiri tetapi dalam kemuliaan Allah. Mengasihi dan memuliakan Dia  dengan respon yang benar yaitu diwujudkan melalui ketaatan kita terhadap firman-Nya, kesetiaan kita dalam beribadah, melayani dan mengucap syukur melalui hidup kita yang berkenan kepada-Nya. Rasul Paulus dalam 2 Kor 4, memberikan teladan kepada kita; Walaupun dalam pelayanannya begitu banyak tantangan, dianggap Rasul palsu, dimusuhi dan tidak dihargai pelayanannya oleh orang-orang yang tidak menghendaki kehadirannya, tetapi dia tidak tawar hati melainkan terus setia memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus kepada banyak orang. Bagaimana dengan kita, apakah kita sudah meresponi kasih kemurahan Allah dengan setia dan taat kepada firman-Nya?Janganlah kita mudah tawar hati hanya karena persoalan kecil, janganlah kita dengan mudah meninggalkan Tuhan Yesus/gereja hanya karena kenikmatan sementara yang sifatnya fana. Marilah memuliakan Allah.dan bersyukur atas kasih-Nya yang pemurah dalam hidup kita. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.Lawanlah dia dengan iman yang teguh (1 Petrus 5 : 6,8,9a). Amin. (vs)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *