ALLAH YANG MEMELIHARA, MENYEMBUHKAN, MEMULIHKAN UMAT-NYA (Yohanes 10:1-21)

Minggu, 21 April 2024 (Stola Putih)

Tujuan : Warga jemaat menyadari bahwa Allah adalah Gembala Yang Baik yang sanggup memelihara, menyembuhkan dan memulihkan umat-Nya..

Gambaran tentang seorang gembala tentunya tidak asing bagi kita. Ini telah terjalin dalam bahasa dan pemikiran Alkitab. Ini dilatarbelakangi keadaan geografis (keadaan alam) dari tanah Yudea, Betel, Hebron dan tempat-tempat lain yang terdapat dalam Alkitab. Tanahnya sebagian besar adalah dataran tinggi dan berbatu, dan karenanya tidak bisa dihindarkan bahwa tokoh yang paling dikenal di dataran tinggi Yudea itu adalah si gembala. Di dalam Perjanjian Lama Allah (Tuhan) seringkali digambarkan sebagai gembala dan umat-Nya sebagai kawanan domba (bdk. Mzm. 23:1 ;
80:2; 95:7; 100:3; Yes. 40:11;Yer. 23:1-4; Yeh. 34). Gambaran ini juga masuk ke dalam Perjanjian Baru dan tidak ada gambaran yang lebih disukai mengenai Yesus dari pada gambaran sebagai seorang Gembala Yang Baik.


Hari ini kita telah dipertemukan melalui Firman Tuhan didalam Injil Yohanes 10:1-21, tentunya dalam mempelajari dan merenungkan Firman ini kita tidak boleh melupakan Yohanes 9 karena ini merupakan alur kisah yang tidak dapat dipisahkan. Kisah orang buta yang disembuhkan Tuhan Yesus (Yoh. 9) telah memperlihat- kan sikap orang Farisi yang hanya peduli pada paraturan
Sabat yang dilanggar (Yoh.9:16). Mereka sama sekali tidak memiliki belas kasihan atas penderitaan si buta dan tidak ikut bersukacita atas kesembuhannya. Mereka sebagai pemimpin agama Yahudi tidak melihat umat yang mereka layani sebagai domba-domba yang harus mereka jaga dan pelihara. Mereka hanya memanfaatkan domba itu untuk kepentingan mereka sendiri. Inilah ciri gembala palsu (upahan). Tentunya ini jauh berbeda dengan Yesus, Sang Gembala Baik, yang membawa si buta masuk menjadi kawanan domba-Nya. Sehingga di dalam bacaan kita hari ini, Tuhan Yesus menggunakan gambaran tentang gembala dan kawanan domba. Ini semua dipakai untuk menggambarkan bagaimana hubungan diri-Nya dan para pengikut-Nya yang sejati. Karena Ia sadar bahwa pada saat itu ada kelompok yang berperan sebagai gembala upahan. Sehingga sangat penting untuk mengetahui tugas seorang gembala sehingga setiap orang dapat membedakan mana gembala sejati dan gembala palsu, mana gembala sejati dan gembala upahan. Lalu apa saja sesungguhnya tugas seorang gembala ?

  1. Ia memelihara Hidup.
    Sebagai gembala tidaklah mudah, hidup gembala itu amat berat, banyak menghadapi tantangan bahkan nyawa sebagai taruhannya. Tetapi dengan resiko yang berat itu tidak akan membuat nyali seorang gembala yang baik untuk lalai dalam tugasnya. Ia akan selalu membawa domba-dombanya ke tempat yang berumput, ia akan membawa ke tempat yang berair, ia akan senantiasa mengawasi dombanya selama di padang rumput, mencari yang hilang dan tersesat. ia harus melindungi kawanan dombanya dari binatang- binatang buas bahkan terkadang pencuri dan perampok. Artinya bahwa seorang gembala yang baik tahu secara detail apa yang menjadi kebutuhan kawanan dombanya dan ini simbol pemeliharaan yang terus menerus dari seorang gembala.
  2. Ia menyembuhkan
    Serigala merupakan ancaman utama bagi kawanan
    domba dan seorang gembala secara mutlak bertanggung jawab atas domba-dombanya. Sehingga gembala yang sejati tidak pernah ragu-ragu untuk mengambil resiko bahkan sampai mengorbankan jiwanya bagi keselamatan domba-dombanya. Jika ada domba yang diterkam binatang buas pun ia harus mampu menunjukkan buktinya. Kalaupun mati ia harus mampu menunjukkan bukti dari domba yang mati itu sehingga ia tidak dapat dipersalahkan (Kel.
    22:13). .Jika ada domba yang sakit atau terluka maka ia harus memisahkan dari kawanan domba, ia haruspunya perhatian khusus bagi yang sakit dan terluka, ia harus membebat, mengobati dan menyembuhkan domba itu. Ini menjadi sebuah gambaran tentang gembala yang baik itu harus mampu menunjukkan kesiap siagaan yang terus- menerus dan mampu menunjukkan kesabaran dan kasih yang tulus bagi domba-domba peliharaannya.
  3. Ia memulihkan
    Hubungan antara gembala dan domba tentunya
    diberbagai bangsa berbeda. Misalnya di Inggris domba dipelihara untuk nantinya disembelih atau dikonsumsi dagingnya.tetapi di Yudea kebanyakan domba dipelihara untuk diambil bulu wolnya. Maka yang terjadi domba-domba itu hidup bersama gembalanya selama bertahun-tahun. Sehingga kawanan domba itu sangat mengenal suara si gembala pun juga sebaliknya gembala pun mengenal warna ataupun ciri-ciri dari setiap dombanya. Hubungan yang sangat dekat inilah yang menyebabkan seorang gembala yang baik punya kasih dan perhatian khusus bagi domba-dombanya. Misalnya seorang gembala harus tahu apakah domba yang sakit atau terluka benar-benar telah pulih dan sembuh. Sehingga akan domba itu akan siap untuk dikembalikan ke kawanan domba lainnya.

Dari firman hari ini apa yang dapat kita pelajari? Kisah tentang gembala yang baik mau mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal, yaitu:
Tuhan Yesus adalah Gembala Yang Baik, sebagai gembala Ia telah menunjukkan pemeliharaan-Nya didalam hidup kita. Ia tahu secara rinci apa yang menjadi kebutuhan kita. Ia adalah pintu menuju kehidupan bahkan kehidupan yang berkelimpahan.
Tuhan Yesus Sang Gembala Yang Baik itu telah menyembuhkan kita dari belenggu dosa yang selama ini telah menjerat kita. Kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa Ia telah mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan kita dari cengkeraman Iblis.
Tuhan Yesus mati dan bangkit menjadi jalan pendamaian bagi kita sehingga hubungan kita dengan Allah yang terputus akibat dosa dipulihkan dan kita memperoleh pembenaran dalam Kristus Yesus serta kita dilayakkan menjadi anak-anak Allah. Dan inilah wujud kasih Allah yang memelihara, menyembuhkan dan memulihkan itu. Amin .