BERHARAP KEPADA TUHAN (Ratapan 3:21-26)

Minggu, 31 Desember (Stola Putih)
(Malam Kunci Tahun/Akhir Tahun)

Tujuan : Agar warga jemaat memahami bahwa satu tahun terlewati karena pertolongan Tuhan dan dengan berharap hanya pada Tuhan ada keyakinan memasuki tahun baru.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Tanpa terasa kita berada di hari terakhir tahun 2023 ini. Tentu telah banyak kenangan yang indah sekaligus kenangan yang tidak menyenangkan yang kita alami. Namun sampai kini Tuhan tidak membiarkan kita berjalan sendiri dan Tuhan tidak menginginkan kita menyerah serta berputus asa. Untuk itu sangat tepat pembacaan kita saat ini, bahwa di waktu-waktu akhir tahun 2023 ini kadang menjadi momok yang menakutkan dan mengkuatirkan bahwa masih layakk-kah kita menjalani tahun yang baru. Dari manakah sumber pertolongan kita, seperti seruan pemazmur dalam Maz 121:1.


Sebagai anak-anak Tuhan, pertama, kita tidak boleh membiarkan diri kita dikuasai oleh belenggu masa lalu. Ketika ada pengalaman-pengalaman yang mengecewa- kan, menyakitkan (ay. 8-21). Bahkan ketika kita berkata tidak ada harapan sekalipun, biarkan itu menjadi sebuah pengalaman yang berharga menempa diri kita, melatih kita untuk lebih optimis lagi bahwa di masa mendatang kita bisa lebih baik lagi berdasarkan spirit atau kekuatan dari Firman Tuhan.


Kedua, bacaan kita mau mengajak kita bahwa dalam hal yang tidak menentu sekalipun disana ada harapan ketika kita bersandar dan berharap pada Tuhan yang berkuasa atas segala-galanya. Oleh karena itu kita harus mampu berkata “Hal inilah yang kuperhatikan dan terus berharap; tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmatNya, slalu baru tiap pagi, besar kesetiaanMu” (ay. 21-23).
Kita dapat melihat iman dan pengharapan seorang peratap yang sekalipun menggambarkan hidup atau bangsanya dalam penderitaan yang amat sangat namun kekuatannya tidak hilang karena selalu memiliki harapan di dalam Tuhan. Kesakitan dan penderitaan tidak mengubahkan sikap percayanya kepada Tuhan yang sanggup memulihkan hidup mereka. Keberanian Yeremia sebagai peratap memalingkan perhatiannya dari kekelam- an, penderitaan kepada Tuhan yang akan memberikan pertolongan yang ditegaskan dalam ayat 24 “Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku. Oleh sebab itu aku berhadap pada-Nya.


Bagaimana kita melihat masa depan atau hari esok tahun baru dari perenungan Firman Tuhan saat ini?

  1. Jangan pernah terbelenggu dengan masa lalu, kita mesti berani menatap ke masa depan dengan berharap pada Tuhan sebagai sumber kekuatan dan pertolong- an. Ketakutan, kekuatiran dan kecemasan tidak dapat membuat kita mengerjakan apa-apa tetapi dengan mengandalkan pertolongan Tuhan membangkitkan rasa optimis.
  2. Dengan berharap pada Tuhan, menjadi bukti peng- akuan bahwa kita berserah, dalam pimpinan Tuhan yang penuh kasih itu.

Untuk itu, jemaat yang dikasihi Tuhan, mari meninggalkan tahun yang lama ini dengan penuh ungkapan syukur kepada Tuhan bahwa kita hidup untuk Tuhan dan menyongsong tahun baru 2024 dalam beberapa saat lagi dengan berkata “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan tak habis-habisnya RahmatNya. Selamat memasuki tahun baru. Tuhan memberkati. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *