Hikmat Melawan Kebodohan

Minggu, 22 Agustus 2021 (STOLA HIJAU)
Bacaan Alkitab : Amsal 9 : 1 – 6
Tujuan : Agar warga jemaat memahami bahwa hikmat adalah karunia Allah untuk melawan kebodohan.

Saudara-saudara….

Ada sebuah cerita tentang seorang pria tua yang hidup dengan kedua anaknya. Sebelum meninggal, ia membagikan sejumlah uang kepada kedua anaknya dan berpesan: “Gunakan uang ini baik-baik! Jadikan uang ini sebagai modal usaha, supaya engkau menjadi orang berhasil. Tetapi ingat pesanku ini: Jangan sampai kepalamu terkena sinar matahari” Setelah ia meninggal, kedua anaknya menggunakan uang tersebut, untuk mendirikan usaha.

Mengingat pesan ayahnya, setiap hari anak yang pertama datang dan pulang dari tempat usahanya, dengan membawa payung. Ia berusaha melindungi kepalanya supaya jangan terkena sinar matahari, dengan demikian maka ia akan berhasil. Tetapi kenyataannya, ia bukan berhasil, melainkan usahanya menjadi bangkrut. Sedangkan adiknya berbeda, dalam memaknai pesan ayahnya. Ia tidak mau membeli payung, atau pelindung apapun untuk melindungi kepalanya dari sinar matahari. Setiap hari ia datang pagi-pagi buta ketempat usahanya, ia mengerjakan segala sesuatu hingga malam hari, barulah ia kembali ke rumah. Dengan cara ini, ia telah melindungi kepalanya sehingga sama sekali tidak terkena sinar matahari. “Menjadi orang berhasil”, adalah dambaan semua orang. Namun supaya benar-benar berhasil, tidak cukup hanya dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga dengan hikmat dan kebijaksanaan. Kita bisa menemukan diri kita berpendidikan tinggi, tetapi kurang menghasilkan sesuatu. Persoalan dari hal ini, bukan karena kita bodoh, tetapi karena kita kekurangan hikmat.

Pertanyaan yang perlu dikedepankan ialah apakah hikmatitu? Ada Tiga pengertian hikmat dalam Alkitab, yaitu pengertian secara teknis, pengertian secara intelektual dan pengertian secara rohani.

Secara Teknis, hikmat adalah keahlian yang dikaruniakan Allah untuk mengerjakan sesuatu dengan sempurna. Talenta, keunggulan, dan keahlian Anda terhadap sesuatu, adalah hikmat yang dikaruniakan Allah kepada Anda, dan dengan mengembangkannya, Anda bisa berhasil. Secara Intelektual, hikmat adalah kemampuan menyusun rencana yang benar dan cara yang tepat untuk memperoleh hasil yang dikehendaki. Jenis kemampuan ini disebut kebijaksanaan. Hikmat adalah kemampuan menyusun cara untuk memperoleh hasil yang dikehendaki. Secara Rohani: Hikmat adalah pengetahuan yang dikaruniakan Allah untuk mengenal Allah dan menyelami karya Allah di dalam diri kita; untuk memecahkan persoalan yang rumit, yang tidak dapat terselami oleh akal manusia.

Pendalaman Teks

ayat 1 dan 2, penulis kitab Amsal ini memberikan gambaran perumpamaan tentang perjamuan di suatu pesta. Gambaran peranan ini dimulai dari hal yang mendasar yakni membangun rumah dan mempersiapkan hidangan dalam suatu pesta. Rumah dibangun dengan konstruksi 7 pilar. Hal ini hendak menyatakan fungsi rumah sebagai tempat pendidikan anggota keluarga/ orang lain. Konstruksi adalah untuk penyediaan tempat khusus bagi pendidikan, angka 7 merupakan konsep yang suci, sempurna, menyenangkan. Ini semua bertujuan untuk pendidikan khususnya pengajaran hikmat. Agar melalui rumah dapat dia pakai sebagai tempat pengajaran hikmat sehingga tercipta hidup yang dibangun, diberkati, hidup yang menyenangkan. Hikmat menyuguhkan makanan/minuman dan mengadakan perjamuan demi kesehatan dan tenaga yang sangat dibutuhkan menopang kelancaran dan kesuksesan pengajaran hikmat.

Ayat 3 :Hikmat dan seruannya

Integritas seorang pelayan dapat dilihat dari ketaatan dan kesetiaannya dalam melakukan perintah majikannya. Hikmat memiliki pelayan-pelayan perempuan yang setia. Mereka memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas yang dipercayakan kepada mereka. Demi “Sang Hikmat”, pelayan-pelayan ini berseru-seru sepanjang hari, setiap saat, dengan penuh pengabdian, supaya setiap orang yang mendengarnya bertindak bijaksana. Mereka berseru-seru dari tempat tinggi, berharap suara mereka dapat ditangkap dan didengar jelas. Hargailah perhatian mereka. Berpikirlah dan bertindaklah bijak sesuai petunjuk hikmat-Nya.

Ayat 4 :Hikmat dan Pengalaman

Pengalamansangatpenting. Darinya, kita dapat mengambil pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti dulu. Dengan pengalaman, kita dapat bercerita kepada orang lain apa yang kita alami. Kita dapat menyampaikan kepada mereka pelajaran apa yang berguna bagi kehidupan. Tanpa pengalaman, kita tidak pernah belajar; belajar dari pengalaman, hidup kita bertambah bijak. Diproses oleh pengalaman, hidup kita makin dewasa.

Ayat 5 :Hikmat dan Hidangannya

Orang yang lapar dan haus akan berusaha memenuhi kebutuhan mereka dengan makanan dan minuman. Mereka berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin bekal sebagai bahan persediaan. Karena hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia, makaman usia berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Bagaimana jika yang lapar dan haus adalah rohani kita? Apakah kita juga akan mengejarnya seperti kita mengejar kebutuhan jasmani? Di dalam hikmat, semua sudah tersedia. Kita yang merasa lapar dan haus akan kebenaran-Nya dapat menikmatinya. Semua hidangan sudah diolah dengan baik.

Ayat 6  :MembuangKebodohan

Semua manusia lahir dalam ketidak tahuan dan ketidak mengertian. Semua manusia lahir dalam kebodohan dan hidup berdasar naluri yang sudah tercemar dosa. Namun, untuk tetap menjadi bodoh adalah pilihan. Sebuah pilihan untuk hidup hanya berdasarkan naluri saja, jika hidup hanya berdasarkan naluri maka hidup akan kehilangan sisi psikologis dan rohani. Hidup pun jadi hampa dan tidak berarti. Pengetahuan membuang kebodohan. Pemahaman akan mendatangkan pengertian. Hikmat akan menuntun kita kejalan kehidupan.

Penutup

Pengajaran hikmat adalah pengajaran Firman Tuhan yang menjadi bahan pengajaran moral yang benar, baik dan tepat. Orang berhikmat ialah orang yang takut akanTuhan, yang bersikap sesuai kebenaran pengajaran Firman Tuhan yang berkarakter moral yang benar, baik dan tepat. Pengajaran hikmat yang berdasarkan Firman Tuhan membangun hidup yang berkelimpahan secara jasmani dan rohani yakni hidup damai dan sejahtera didunia. Pengajaran hikmat dari Firman Tuhan adalah tugas panggilan pendidikan yang sangat relevan bagi setiap keluarga Kristen dan gereja untuk membangun orang dan bangsa yang berpengetahuan dan berakal budi. Amin. (yp).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *