JANGAN MENINGGIKAN DIRI DI HADAPAN TUHAN

Minggu, 28 Agustus 2022

Bacaan Alkitab         : Lukas 14:7-14

Tujuan : agar warga jemaat hidup rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama.

Menduduki sebuah jabatan yang bagus, seringkali membuat manusia menjadi sombong. ketika manusia merasa punya nama, kuasa dan pengetahuan yang tinggi atau apapun yang dimiliki manusia dalam dunia ini,  kadang membuatnya menjadi tinggi hati. bukan hanya di hadapan sesama manusia tetapi juga di hadapan Tuhan.

Untuk itu melalui bacaan ini kita mau melihat  bagaimana semestinya kita dalam menyikapi setiap karunia Tuhan yang ada sehingga tidak membuat kita sombong dan tinggi hati.

  1. Dilukiskan dalam perumpamaan sebagai Tamu. (ayat7-11) Tempat kehormatan, penghargaan, mencari-cari harga diri serta status sosial jika tidak ditempatkan pada porsinya maka dapat membuat kita sendiri malu. Apalagi ketika itu diperhadapkan pada orang yang memang layak menerima atau mendapatkan. Jadi bukan dengan sengaja atau dicari-cari melainkan ketika kita memang layak menerimanya pasti kita akan mendapatkannya. Ada banyak orang yang terlalu membanggakan status sosial, gila hormat, dan sifat terlalu menonjolkan diri yang membuat orang lain merasa tidak berarti apa-apa. Sifat-sifat seperti ini dapat melemahkan dan telah menjadi batu sandungan bagi yang lainnya. Untuk itu saudara-saudara, sangat perlu sikap rendah hati. Rendah hati bukan berarti kurang penghargaan terhadap diri sendiri melainkan tahu menempatkan diri.
  2. Dilukiskan dalam perumpamaan sebagai Tuan Rumah (ayat 12-14). Gambaran kerendahhatian dikembangkan Yesus dalam sikap ketika sebagai Tuan Rumah dalam sebuah perjamuan. (hal ini dapat juga direfleksikan ketika ada perjamuan kudus ditengah-tengah jemaat. Dapat dibayangkan ketika para hamba Tuhan yang melayani saat itu memanggil ke meja perjamuan hanya orang kaya, orang yang dikenal, keluarganya saja, temannya, kerabat, atau orang yang memiliki status lebih tinggi, akan banyak orang yang kecewa terhadap si pelayan/hamba Tuhan termasuk kecewa pada Tuhan). Tetapi karena ini adalah perjamuan Tuhan dimana pelayan saat itu bertindak sebagai hamba Tuhan, maka panggilan dan ajakan berlaku pada semua orang dengan tidak memandang apa dan siapa kamu/dia. Dalam hal ini, khususnya bacaan kita, Yesus mengajak supaya kita tidak membeda-bedakan kelas atau status.

Saudara-saudara yang dikasih Tuhan sesungguhnya, yang terlebih penting dari semua ini ialah, bagaimana kita menjalani hidup ini atau menikmati karunia Tuhan yang ada pada kita menurut perspektif Allah (menurut pandangan sebagai orang percaya pada Allah di dalam Yesus Kristus).

Allah telah memberikan anakNya untuk keselamatan manusia sehingga dengan keselamatan itu kita hidup rendah hati bukan tinggi hati, sebab Ia sendiri telah melepaskan kita dari ketidakberdayaan akibat dosa, hingga menjadikan hidup kita sangat berarti. Dan sudah saatnya kita bertanya pada diri apa yang dapat aku lakukan dalam rangka mempraktikkan belas kasih Allah kepada sesama?.

Saudara-saudara, jika kita hidup menurut dunia ini, apalagi dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan kita dapat menjadi munafik dan hidup jahat. Tetapi, akan membahagiakan dan menyenangkan ketika dengan segala ungkapan syukur apa yang ada pada kita, di pakai saling melayani sesama sebagai bagian dari bahwa kita hidup rendah hati dihadapan Tuhan yang penuh belas kasih. Terpujilah Tuhan, AMIN.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *