KEUNTUNGAN HIDUP MENGIKUT DAN MEMULIAKAN YESUS KRISTUS

Minggu. 3 April 2022 (Minggu sengsara VI) Stola Ungu

Bacaan Alkitab Filipi 3:4b – 14

Tujuan Untuk memahami bahwa mengikut dan memuliakan Yesus membawa keuntungan dalam hidup.

Mengikut Yesus keputusanku, mengikut Yesus keputusanku demikian syair lagu yang tidak asing bagi kita.  Mengikut  Yesus  bagi  Paulus  berarti  mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Bagi Paulus yang paling utama adalah berada dalam persekutuan dengan Tuhan. Alasannya karena dia yakin bahwa semuanya itu akan berakhir dengan keselamatan.

Melalui pembacaan ini, Rasul Paulus merasakan keuntungan hidup mengikut dan memuliakan Kristus. Hidup mengikut dan memuliakan Tuhan Yesus tidak berarti kesulitan, penderitaan, krisis sudah tidak ada lagi. Sebab semua yang terjadi di dalam lingkungan dimana kita hadir akan dialami oleh semua orang termasuk kita yang mengaku berada dalam persekutuan dengan Tuhan. Yang membedakannya adalah bahwa dalam segala hal Tuhan menjadi benteng dan tempat kita berlindung yang aman; Dia akan selalu menerangi jalan kita; melindungi dan menyelamatkan. Dengan kata lain berada dalam persekutuan dengan Tuhan akan  memberi jaminan yang pasti bahwa kasih Allah   akan menyertai dan memberi hikmat dan kekuatan untuk memecahkan segala macam kesulitan. Kita akan melewati segala sesuatu dengan selamat. Sering manusia sulit menyelami kasih karunia Tuhan yang jauh lebih besar, lebih luas, lebih tinggi dari apapun juga. Dan jika karena iman kita mengalami kesulitan, penderitaan dan tantangan, ingatlah bahwa Tuhan ada bersama kita. Sebenarnya penderitaan dan kesulitan  yang  kita  alami  tidak  lebih  besar  dari  kasih Allah yang telah dinyatakan dalam diri dan karya Yesus. Dia telah mengalahkan maut dan dosa yang menjadi sumber segala kesulitan, dan penderitaan. Bukan hanya itu. Diapun selalu menyertai kita. Karena itu dalam keadaan apapun kita tidak perlu meragukan apalagi menjadi kecewa dengan kehadiran dan pemeliharaan Tuhan bagi kita.

Persekutuan dengan   Tuhan Yesus Kristus punya dampak sosial, yaitu memberi nilai dan warna bagi kehidupan. Orang yang menerima  dan melayani Tuhan Yesus sungguh tidak akan menghabiskan waktu, tenaga dan pikirannya untuk diri sendiri, tidak akan dikendali- kan oleh kekawatiran tentang hidupnya. Tidak akan menghabiskan harta bendanya dan pengetahuannya untuk diri sendiri, melainkan dengan gembira mempersembah- kan  seluruh  hidupnya  untuk  memuliakan  Tuhan.  Dia akan menyerahkan seluruh waktunya, tenaganya, keahliannya dan harta bendanya untuk membangun kehidupan persekutuan dan membangun masyarakat yang didalamnya keadilan, kebenaran dan kasih dinyatakan kepada semua orang.

Penghayatan kesengsaraan Tuhan Yesus melalui pembacaan kita membawa kita memahami bahwa kesengsaraan (dalam hal ini pergumulan atau masalah kehidupan) kita  alami dalam persekutuan dengan Yesus Kristus yang telah  mengalahkan  kuasa dosa dan maut. Jadi kesengsaraan  yang  kita  alami  karena Tuhan Yesus tidak akan  membawa  ke dalam  kebinasaan. Status  kita sebagai anak-anak Allah bukan hanya untuk menikmati kebaikan dan kesenangan saja.  Sebab persekutuan dengan  Yesus  berarti  persekutuan dalam penderitaan dan kemenangan.  Penderitaan  yang  dialami  oleh orang percaya harus dilihat dalam terang penderitaan Yesus,   kesengsaraan   itu   dialami   dalam   perjalanan bersama Yesus, yakni bahwa Dia telah mendahului kita di jalan sengsara, Dia menderita bagi kita dan karena dosa kita.

Hidup   mengikut   dan   memuliakan   Tuhan   Yesus adalah ajakan untuk hidup menurut pola Yesus, yang walaupun  dalam  rupa  Allah  tidak  menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan.   Dia bukan  hanya  serupa dengan Allah, Dia adalah Allah sendiri, Dia berada dalam kebesaran dan kemuliaan, namun Dia tidak memakai   kebesaran- Nya dan kemuliaan-Nya untuk kepentingan-Nya sendiri. Malahan Dia mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dia tidak pernah merasa dan berpikir bahwa Dia terlalu  besar atau terlalu mulia untuk menjadi sama dengan manusia. Dia tidak pernah berpikir dan merasa bahwa menjadi manusia dan mengambil rupa seorang hamba  dan  taat  sampai  mati  di  kayu  salib  adalah pekerjaan  yang  hina.  Dia  tidak  pernah  merasa  dan berpikir bahwa statusnya sebagai Allah akan hilang  bila Dia mengosongkan diri-Nya untuk melayani manusia berdosa.

Sekalipun demikian tidak berarti bahwa Dia bukan Allah lagi. Status-Nya dan kemuliaan-Nya sebagai anak Allah  tidak hilang  dengan  menjadi    manusia, menjadi hamba dan melayani. Tindakan   pengosongan diri   dan merendahkan  diri  dan  taat  sampai  mati  di  kayu  salib suatu tindakan yang amat sulit, apalagi hal itu dilakukan demi untuk orang lain, untuk manusia berdosa, manusia yang  menjadi  musuh-Nya. Tetapi Yesus  telah  melakukannya dengan sempurna. Dia  tidak  mundur  walaupun salib harus dijalani. Dan ini adalah pengorbanan yang besar. Oleh sebab itu Allah meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama. Itulah sebabnya segala lidah mengaku bahwa Dia adalah Tuhan. Segala yang ada di bumi dan yang di langit bertekuk lutut menyembah dan memuliakan Dia. AMIN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *