PERSEKUTUAN DI DALAM TUHAN MENUNTUN PADA PEMULIHAN

Minggu, 8 Mei 2022 (Stola Putih)

Bacaan Alkitab : Mazmur 23:1-6

Tujuan : Agar persekutuan gereja menuntun umat padapemulihan Tuhan

Memandang dan mampu melihat kebaikan hanya bisa terjadi ketika kita setia. Setia dalam keakraban kepada Tuhan  lewat  persekutuan,  ketekunan  dalam  doa, membaca firman dan melakukannya. Kesetiaan kepada Tuhan membuat seseorang berhikmat. Dengan hikmat itulah ia mampu melihat kebaikaan Tuhan dalam segala situasi (senang/sedih, bergumul/aman) sehingga kegem- biraan akan kasih Tuhan juga dapat dirasakan dialaminya dalam segala keadaan.

Mazmur yang kita baca saat ini ditulis oleh Daud dan digolongkan ke dalam Mazmur nyanyian. Ada banyak lagu yang digubah untuk menyanyikan syair Mazmur ini. Isi Mazmur ini sudah sangat akrab bagi telinga orang- orang Kristen. Mengapa begitu? Mazmur ini memuat sebuah tema yang merupakan “kebutuhan pokok” kita, yaitu  penyertaan  Allah  yang  nyata  dalam  kehidupan umat-Nya. Dalam Mazmur ini, tema tersebut di ungkapkan dengan dua metafora, yaitu Tuhan sebagai gembala yang baik (ay. 1-4) dan Tuhan sebagai tuan rumah yang ramah (ay. 5-6).

Daud memberikan satu penegasan bahwa, dalam hidupnya,  Tuhan  digambarkan  sebagai  sosok  gembala (ay. 1). Kita mengamati bahwa seorang gembala tidak pernah jauh dari domba-dombanya. Gembala mengenal dombanya dan demikian sebaliknya. Untuk mengerti peranan seorang gembala, setapak tanaman hijau terdapat seribu petak batu dan pasir tandus, ini terdapat di sekitar Palestina. Sehingga para gembala harus mengembara diantara gurun dan daerah pertanian. Mereka berpindah dari  daerah padang  yang  berumput  pada  musim  semi. Sesudah hujan turun kemudian padang yang tandus terbakar hangus pada musim panas. Seorang gembala harus mengenal mata air, sumur dan sungai, mem- perhitungkan dimana masih terdapat rumput menurut musimnya.  Tugas  seorang  gembala  sangatlah  penting. Dia tidak saja mencukupi kebutuhan domba dengan memberi mereka makan, juga berjaga-jaga dari ancaman musuh.

Demikian juga sebagai Domba maka ia harus mempercayai gembalanya akan memberikan kebahagiaan dan juga kehidupan baginya. Seekor domba akan tergantung sepenuhnya kepada tuntunan gembalanya supaya dapat menjalani kehidupan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengertian Daud tentang Allah yang menggembalakannya dengan baik sampai ia merasakan sukacita dan damai sejahtera. Dan Peran Daud adalah percaya kepada tuntunan Gembalanya.

Selain itu, Pemazmur juga menggambarkan Tuhan sebagai tuan rumah yang menerimanya sebagai tamu kehormatan. Dia melindungi tamu itu dengan kehormatan dan mengurapinya dengan wewangian (ay. 5).  Metafora tuan rumah juga menggambarkan hubungan yang akrab antara Tuhan dan umat-Nya. Hubungan yang akrab itu digambarkan sengan sebuah perjamuan yang penuh sukacita di mana Tuhan menjadi tuan rumahnya. Jaminan kebajikan dan kemurahan meneduhkan si pemazmur sehingga ia bertekad untuk hanya mengandalkan Tuhan seumur hidupnya. Pemazmur menyadari betul bahwa Tuhan itu baik. Kasih setiaNya berlaku untuk selama- lamanya dan turun temurun. Kebaikan dan kemurahan Tuhan  itu  berlaku  tidak  hanya  sesaat  tapi  sepanjang masa. Pemazmur tahu itu dan berkata “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.” (ay. 6).

Sungguh  indah  apa  yang  disampaikan  oleh Pemazmur ini, apalagi kalau kita terus memaknai bahwa hidup dalam persekutuan dengan Tuhan akan menuntun kita dalam pemulihan hidup. Jika kita benar-benar menghayati apa yang disampaikan oleh Pemazmur ini, kita akan diperkaya dengan kesadaran, betapa dekatnya relasi pemazmur dengan Tuhannya. Sehingga dapat meyakinkan kita sebagai orang yang percaya, betapa indahnya hidup dalam persekutuan dengan Tuhan.. Sebab bersama Tuhan kita tidak akan kekurangan apapun, kita akan puas dengan pemeliharaan Gembala yang baik serta cinta kasihNya dapat terus kita rasakan dan nikmati, bahkan ketika kita dalam pergumulan hidup. Tuhan ada dan Ia akan terus menyatakan pemeliharaanNya bagi orang   yang   setia   dan   percaya   kepadaNya.   Sebab Tuhanlah sang pemberi dan pemilik hidup ini dan bahwa ia menyelenggarakan segala sesuatu dan mengizinkan segala sesuatu  diberikan  atau terjadi  dalam hidup  kita dalam tujuan dan rencananya sehingga kita tidak akan mengeluh dan menggerutu atas setiap pemberiannya. Dilimpahi rasa syukur atas apa yang kita miliki dan tidak menaruh iri kepada orang lain. Kita diberi rasa cukup untuk berkat Tuhan sepanjang apa yang kita perjuangan adalah maksimal. Dalam semua ini kita meyakini Tuhan baik bagi saya, bagi mereka bagi semua dengan cara-Nya dalam rencanaNya, dan dalam waktuNya. Untuk itu, mari setia  supaya kita dapat selalu melihat kebaikan   Tuhan   dan   selalu   dilimpahi   ke-gembiraan hidup. Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *