ADAKAH BENIH MASIH TERTINGGAL DALAM LUMBUNG? (Hagai 2:16-20)

Senin, 6 Februari (Hut-GPIL -57) (Stola Hijau)

Tujuan : Agar warga GPIL mensyukuri pertambahan usia GPIL yang ke 57 dengan bertekad sehati dan sepikir, bergandengan tangan bersama me- laksanakan tugas persekutuan, kesaksian dan pelayanan.

Sidang Jemaat yang dikasihi Tuhan

Selaku umat percaya yang mempertaruhkan hidupnya kepada Allah, maka kita mempunyai kebebasan untuk menentukan sikap dan pilihan hidup. Namun kebebasan menentukan sikap hidup itu harus didasarkan pada ketaatan dan kesetiaan kepada Allah. Itulah ikatan pengakuan dan janji abadi antara umat Israel dan Allah, sejak nenek moyang mereka Abraham, Ishak dan Yakub. Ketidak-taatan dan ketidak-setiaan kepada ikatan per- janjian ini dapat mengundang bahaya dan kehancuran. Karena itu, evaluasi atau penilaian ulang atas kehidupan percaya umat dan sikap pandang yang ditempuh adalah penting untuk diperhatikan. Inilah pokok penekanan yang disampaikan dalam kitab Hagai.

Dalam bacaan kita, ada pertanyaan yang cukup menarik, yang diajukan Allah kepada umat-Nya, “Apakah benih masih tertinggal di dalam lumbung?”. Pertanyaan ini bernada negatif, sebagai peringatan atas sikap hidup umat yang ada. Setelah umat Israel dihukum Tuhan lewat pembuangan di Babel, mereka dipulangkan kembali sebagai umat yang “ditebus”. Mereka memulai suatu babak kehidupan yang baru di negeri sendiri. Ada tekad dan perjuangan umat untuk menemukan kembali identitas mereka selaku umat yang percaya kepada Allah. Namun tekad yang mereka lakukan cenderung mengabai- kan ketaatan dan kesetiaan kepada Allah. Sikap hidup yang mereka tampilkan, ternyata sedang membawa mereka kepada kehidupan yang semakin terancam. Sumber kebutuhan pokok mereka tidak lagi memberikan jaminan yang memuaskan. Gandum yang seharusnya 20 gantang, yang ada hanya 10 gantang. Anggur yang seharusnya 50 takar, hanya ada 20 takar, belum lagi hama tanaman yang merajalela. Bila keadaan ini berlangsung terus, maka dapat mengakibatkan kehidupan umat terancam fatal bahkan membawa kepada kematian.

“Apakah benih masih tertinggal dalam lumbung?” Pertanyaan ini sedikitnya juga bernada sindiran dari pihak Allah, sebab yang pasti jatah dalam lumbung tidak mungkin masih tertinggal. Itulah cara Allah untuk memperjelas kepada umat bahwa berupaya dan berjuang untuk memperoleh kehidupan dengan mengabaikan Allah serta melupakan janji serta pengakuan kepada Allah, sama halnya dengan menempuh hidup yang menuju kepada kehancuran. Dengan cara ini pula umat menemukan kembali identitas mereka yang sesungguh- nya di hadapan Allah, bahwa mereka tidak dapat hidup lepas dari Allah. Karena itu setiap kali ada peringatan Tuhan kepada umat, hal itu sebagai pertanda bahwa Ia tetap setia pada ikatan perjanjian-Nya dan bahwa Ia mengasihi umat-Nya yang telah dipilih-Nya. Karena itu, dibalik ancaman peringatan “Apakah benih masih tertinggal di dalam lumbung ?” terbentang pula jawaban positif dari Allah, “mulai hari ini Aku akan memberi berkat”. Jawaban ini merupakan pernyataan Kasih Allah yang tak berubah, sekalipun sikap pandang umat cenderung berubah.

Sidang Jemaat yang dikasihi Tuhan…
Hari ini 6 Februari 2023 GPIL merayakan HUT yang ke 57. Kita bersyukur, kita memuji Allah yang pengasih atas Kasih setia-Nya yang senantiasa dinyatakan kepada kita. Sambil kita bersyukur, kita semua selaku warga GPIL terpanggil pula untuk bertanya, adakah kita sedang berada pada alur kehidupan seturut janji dan pengakuan? Apakah kita sedang berada pada alur kehidupan untuk berjalan bersama selaku satu persekutuan (sunhodos) ataukah kita justru masih suka berjalan sendiri-sendiri? Apakah kita sedang bersekutu, bersaksi dan melayani seturut pengakuan dan janji kita bersama ataukah berdasarkan selera dan kemauan kita sendiri? Sambil kita merenungi semua ini, kiranya kita semua masih dapat mendengar suara Allah, “mulai hari ini Aku akan memberi berkat”. Karena itu di usia GPIL yang ke 57, kiranya kita semua boleh menemukan sikap pandang yang baru untuk bertekad sehati dan sepikir untuk bergandengan tangan bersama melaksanakan tugas persekutuan, kesaksian dan pelayanan. Agar GPIL ke depan boleh semakin bertumbuh dan Visi GPIL, yakni “GPIL menjadi Gereja yang semakin Missioner, Reformatoris, Erat bersekutu, Handal, dan Mandiri” dapat kita wujudkan bersama. Selamat Hari Ulang Tahun GPIL, Tuhan memberkati. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *