PENGHARAPKU ADALAH ALLAH (Mazmur 22:23-32)

Minggu, 25 Februari 2024 (Minggu Sengsara III) Stola Ungu

Tujuan : Agar warga Jemaat dalam menjalani kehidupan selalu berpengharapan pada Tuhan

Pernahkah hati kita galau seolah-olah Tuhan meninggalkan kita? Memang berat beban yang harus kita tanggung kala persoalan demi persoalan menimpa, tetapi jalan keluar tak kunjung tiba. Di dalam kehidupannya, manusia sering mengalami pergumulan hidup yang sangat berat dan cenderung mempersalahkan Tuhan di dalam batinnya. Mereka memohon pertolongan Tuhan untuk dibebaskan dari penderitaan berat tersebut, namun jeritan tersebut tidak mendapat jawaban seperti pemazmur. Mazmur 22 adalah ratapan perseorangan, yaitu ratapan Daud. Dapat kita kategorikan dalam 2 bagian: Yang pertama, ayat 2-22 sebagai doa permohonan, dan yang kedua, bacaan kita saat ini ayat 23-32 sebagai ucapan syukur.


Kita tahu betapa Daud dan Tuhan memiliki hubungan yang sangat dekat. Daud telah merasakan kasih sayang Tuhan dan kesetiaan-Nya dalam membimbing dan memelihara hidupnya. Karena itulah, tidak heran kalau Daud mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan. Dia akan memasyurkan nama Tuhan kepada saudara- saudaranya dan dan memuji-muji Tuhan ditengah-tengah Jemaah. Selain itu, Daud pun meminta kepada siapa saja (yang takut akan Tuhan) untuk memuji Dia. Kepada seluruh keturunan Israel juga diminta untuk memuliakan Tuhan dan tunduk di hadapanNya. Permintaan Daud ini tentu saja karena dia telah merasakan kebaikan Tuhan. Daud juga telah merasakan pertolongan dan tindakan Tuhan yang begitu mengasihi umat-Nya, tak terkecuali mereka yang tertindas. Orang sering memandang hina atau jijik kesengsaraan mereka, tetapi Tuhan tidak. Tuhan mengasihi mereka. Tuhan tidak menghindar dari orang- orang yang sengsara itu. Dia bahkan mendengar teriakan tolong mereka. Ayat 26-27, Atas kasih dan pertolongan Tuhan yang Daud rasakan itu, Daud telah memuji Tuhan di tengah jemaah yang besar, dengan membayar nazarnya. Daud pun mengajak semua orang yang rendah hati untuk makan bersama-sama dengan yang dipersembahkannya bagi Tuhan (Imamat 7:16). Ayat 28-29 Disini Daud mengingatkan bahwa segala bangsa akan tunduk dan menyembah Tuhan.


Daud mengatakan ini karena dia tahu bahwa Tuhanlah yang memerintahkan dan berkuasa atas bangsa- bangsa. Kasih, kebaikan, dan kuasa Tuhan akan dirasakan oleh semua orang. Ayat 30-32, Orang-orang sombong yang sering memandang hina atau jijik orang- orang sengsara, juga akan sujud menyembah Tuhan (Yesaya 49:7 dan Filipi 2:10) Semua orang yang akan tunduk dihadapan-Nya. Anak-ank cucu juga akan beribadah, melayani Dia, dan menceritakan tentang karya kasih dan keadilan Tuhan secara turun-temurun (Lukas 1:48-50, Yesaya 59:21). Disini terlihat akan keyakinan yang dipunyai oleh Daud, walaupun dalam awal-awalnya dia seperti pesimis seperti putus asa seperti kecewa dan frustasi tetapi sesungguhnya diawal-awal Daud sedang mendeskripsikan bagaimana situasi sulit yang dialami dan bagaimana perasaannya, tetapi pada akhirnya dia menemukan kembali apa sebenarnya yang harus dibuat dan dilakukan ketika menghadapi situasi yang sulit,Daud tetap yakin akan Pertolongan Tuhan. Salah seorang penafsir mengatakan, “Ketika kita melihat Mazmur 22, tidak mungkin tidak, kita akan melihat Kristus dan Salib di sana.” Sangat jelas bahwa apa yang dialami oleh Daud merupakan nubuat tentang apa yang akan dialami oleh Tuhan Yesus Kristus dalam hidup-Nya, secara khusus saat penyaliban-Nya. Dalam situasi yang penting dan genting, Daud dan Kristus sudah berdoa, berseru, bahkan meratap kepada Tuhan, Bapa di surga. Akan tetapi, Tuhan seakan-akan mengabaikan dan meninggalkan mereka. Situasi dan perasaan yang sama mungkin pernah kita alami dalam kehidupan pribadi kita. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita menghadapi situasi seperti itu Bacaaan kita saat ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa pencobaan, penderitaan dalam hidup tidak akan menghalangi kita untuk terus berharap kepada Tuhan, tidak ada hal apapun yang menghalangi kita untuk tetap setia kepada Tuhan dalam doa dan pujian kita. Pengharapan Daud sangat besar kepada Tuhan walaupun saat itu ada banyak sekali pencobaan yang datang. Daud percaya bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai didalam hidupnya, sehingga di dalam kesesakan akan penderitaan Daud masih mampu memuji Tuhan bahkan bersaksi karena kebenaran-Nya. Demikianlah hendaknya pengalaman Daud ini menjadi pelajaran berharga bagi kita dalam menghadapi berbagai pergumulan dan penderitaan. Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *